Jejak Sejarah yang Tak Ada Bekasnya di Cakranegara

- 20 Desember 2021, 05:49 WIB
Gambaran saat penyerbuan ke Istana/ Puri Ukir Kawi di Cakranegara oleh tentara kolonial Hindia Belanda tahun 1894 dan pertokoan di tempat bekas istana tersebut saat ini.
Gambaran saat penyerbuan ke Istana/ Puri Ukir Kawi di Cakranegara oleh tentara kolonial Hindia Belanda tahun 1894 dan pertokoan di tempat bekas istana tersebut saat ini. /LHSS/Ali Akbar

KLIKMATARAM - Cakranegara yang saat ini dikenal sebagai pusat kawasan perdagangan di Kota Mataram. Hal ini berdasarkan perjalanan sejarah pada sekitar pertengahan abad 17 hingga akhir abad 19 merupakan ibukota atau pusat pemerintahan dari Kerajaan Selaparang Karangasem atau dikenal juga sebagai Kerajaan Mataram.

Sejarah berubah ketika terjadi invasi tentara kolonial Hindia Belanda ke Lombok pada tahun 1894 dan terjadi perang besar di Mataram yang berakhir dengan kekalahan Kerajaan Selaparang Karangasem. Perang tersebut telah meluluhlantakkan Kota Mataram dan Cakranegara, termasuk istana/Puri Ukir Kawi yang merupakan tempat tinggal raja. 

Beberapa catatan menyebut setelah pasukan yang menyerbu Cakranegara tersebut mengambil dan mengumpulkan barang-barang berharga yang berserakan di antara reruntuhan bangunan, maka sisa reruntuhan bangunan istana itupun dibakar habis hingga rata dengan tanah.

Baca Juga: Ustad Abdul Somad Menjelaskan Fungsi Masjid Adalah Tempat Pemimpin Mendengarkan Suara Rakyatnya

Ali Akbar, anggota Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB dan pengurus komunitas pemerhati sejarah Lombok (Lombok Heritage and Science Society/LHSS) memiliki catatan yang cukup menarik berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya tentang Puri Ukir Kawi yang merupakan tempat tinggal raja terakhir dari dinasti Karangasem di Lombok ini.

Dalam catatannya, antara lain menyebut Dokter Julius Karel Jacobs yang mengisahkan dalam Eenigen tijd onder de Baliërs (1883) bahwa Puri Ukir Kawi ini sangat luas dan membutuhkan waktu 30 menit untuk berjalan mengelilingi temboknya.

Masih menurut Dokter Jacobs, bangunan Puri Ukir Kawi terlihat sangat megah dengan lapangan yang begitu luas di depannya. Di malam hari, puri dan jalanan di sekitarnya bermandikan cahaya lentera sehingga menimbulkan imajinasi yang luar biasa. Orang akan merasa dirinya tengah berada pada sebuah kota di Eropa.

Baca Juga: Warga Lunyuk yang Tenggelam di Pantai Sepang Masih Dicari

Kemudian pada bagian lain disebutkan, Wouter Cool Dalam De Lombok Expeditie (1896) menggambarkan denah Puri Ukir Kawi lengkap dengan penjelasannya. Denah tersebut dengan cukup detil menjelaskan bagian-bagian istana lengkap dengan nama dan fungsinya masing-masing.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah