Ternyata Kebijakan Pemerintah yang Sebabkan Terjadinya Lonjakan Harga Minyak Goreng

- 4 Februari 2022, 16:29 WIB
Minyak goreng mahal dinilai Faisal Basri karena kebijakan pemerintah sendiri
Minyak goreng mahal dinilai Faisal Basri karena kebijakan pemerintah sendiri /Pexels/ Pixabay/

Akibatnya, konsumsi CPO untuk biodiesel naik tajam dari 5,83 juta ton tahun 2019 menjadi 7,23 juta ton tahun 2020 atau kenaikan sebesar 24 persen.

Sebaliknya, konsumsi CPO untuk industri pangan turun dari 9,86 juta ton tahun 2019 menjadi 8,42 juta ton tahun 2020.

Ekonom senior itu menjelaskan pola konsumsi CPO dalam negeri seperti itu terus berlanjut tahun 2021 dan diperkirakan porsi untuk biodiesel akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan porsi CPO dalam biodiesel lewat Program B30 atau bahkan lebih tinggi lagi.

Baca Juga: ‘Drakor All Of Us Are Dead’ Karakter Penting Ini Jadi Faktor Kunci di Season 2

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan tahun 2022 ini porsi CPO untuk industri biodiesel akan mencapai sekitar 43 persen dari konsumsi CPO dalam negeri. Padahal pada tahun 2019 masih sekitar 37 persen.

Dalam satu sampai dua tahun ke depan boleh jadi porsi untuk biodiesel akan melampaui porsi untuk industri pangan.

Tentu saja pengusaha lebih cenderung menyalurkan CPO-nya ke pabrik biodiesel karena pemerintah menjamin perusahaan biodiesel tidak bakal merugi.

Sebab, ada kucuran subsidi jika harga patokan di dalam negeri lebih rendah dari harga internasional. Sedangkan jika dijual ke pabrik minyak goreng tidak ada insentif seperti itu.

Hingga kini sudah puluhan triliun mengalir subsidi ke pabrik biodiesel dari dana sawit yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS).

Baca Juga: Dua Wanita Digerebek Saat di Kos-kosan Bersama dengan Dua Orang Pria

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x