Kritik Keras Amien Rais Terhadap Duet Jokowi-Luhut, Tahun 2024 Harus Diakhiri Kekuasaannya

- 4 April 2022, 12:18 WIB
Amien Rais mengkritik keras Jokowi-Luhut dan tahun 2024 harus diakhiri kekuasaannya.
Amien Rais mengkritik keras Jokowi-Luhut dan tahun 2024 harus diakhiri kekuasaannya. /Antara/

KLIKMATARAM -  Amien Rais melontarkan kritik keras kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, terkait wacana tiga periode masa jabatan.  

Kritik keras Amien Rais terhadap Jokowi dan Luhut itu disampaikan melalui akun YouTube-nya, Amien Rais Official pada Minggu, 3 Maret 2022.

Dengan menggunakan istilah Duet Jokowi–Luhut sebagai sasaran kritiknya, Amien Rais menegaskan bahwa Pemilu dan pergantian kekuasaan pada tahun 2024 adalah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar.

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana ANTV Hari Ini: Pesan Berdarah di Tempat Sampah Kaynat, Apa Artinya?

Amien yang belum lama mendeklarasikan partai baru dengan nama Partai Ummat itu dengan tegas menyampaikan bahwa kepemimpinan Jokowi harus berakhir pada Oktober tahun 2024, sesuai amanat konstitusi.

Artinya, tak ada lagi wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan tetap patuh pada UUD 1945.

"Setelah itu tidak boleh lagi keduanya lantas menggerakkan berbagai macam cara, kebulatan tekad ala Orde Baru dulu," ujarnya.

Baca Juga: Sinopsis Drama Korea Police University di NET TV Hari Ini: Oh Kang He yang Gigih Meraih Mimpi untuk Jadi Ini

"Kita masih terngiang-ngiang bagaimana (saat Orde Baru) rakyat tidak hanya dibodohi, tapi juga ditekan, diancam dan lain-lain untuk mengegolkan tujuan politik yang sebenarnya jahat," lanjutnya.

Amien juga menyebut pemerintahan Jokowi sudah menjadi rezim yang para paranoid, yang tidak merasa aman dan berusaha menutupi kegagalannya dengan menggertak, mengancam, dan mengerahkan massa.

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana ANTV Hari Ini: Kaynat Nekat Akhiri Hidup dari Atas Gedung, Lalu Siapa yang Terjatuh?

Mantan guru besar ilmu politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu menyontohkan pengerahan massa kepala desa yang berlangsung baru-baru ini sebagai tindakan yang kosong substansi.

Karenanya tidak perlu dilanjutkan dengan pengerahan massa atau elemen-eleman masyarakat lainnya lagi.

Amien juga menyoroti berbagai masalah yang muncul akibat kebijakan politik yang dijalankan oleh pemerintahan Jokowi saat ini.

Seperti, dicontohkan Amien, pelanggaran HAM, ketergantungan terhadap kekuatan ekonomi dan bisnis Tiongkok, menguatnya kampanye Islamophobia, dan juga berbagai masalah lainnya.

Baca Juga: Resep Ramadan: Es Semangka India yang Menyegarkan Cocok untuk Buka Puasa

Berbagai masalah itu muncul menurutnya karena pada dasarnya kepemimpinan Jokowi tidak kompeten menghadapi problem yang sebenarnya dari bangsa ini.

Justru menjalankan kekuasaan dengan ugal-ugalan dan merasa diri paling bias menyelesaikan masalah.

Karenanya mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1999–2004 ini dengan lugas mengingatkan pada duet antara Presiden Joko Widodo dan Menko Luhut Panjaitan sebagai simbol dan subtansi rezim yang berkuasa saat ini harus turun saat masa jabatannya berakhir.

Baca Juga: Manchester City vs Atletico Madrid di Liga Champions, Diego Simeone Percaya Diri

"Duet Jokowi-Luhut yang selama ini menjadi simbol dan substansi rezim yang berkuasa sekarang ini, itu sesungguhnya, jangan lupa, harus berakhir pada Oktober tahun 2024. Jadi, setelah itu tidak boleh lagi," tegasnya.***

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini