Fenomena Teler Obat Batuk Kalangan Remaja, Turunan Morfin yang Jadi Bahan Pembuat OB

- 15 Januari 2022, 14:50 WIB
Ilustrasi. Fenomena teler obat batuk di kalangan remaja akibat overdosis zat  dextrometrophan.
Ilustrasi. Fenomena teler obat batuk di kalangan remaja akibat overdosis zat dextrometrophan. /Pexels/Cottonbro/

KLIKMATARAM – Teler obat batuk alias mabuk OB sedang tren di kalangan remaja di Kabapaten Bandung, Jawa Barat. Setidaknya fenomena ini terjadi di dua kecamatan kawasan perkebunan karet Pasir Ucing.

Efek halusinasi saat teler obat batuk dituju anak-anak muda yang gandrung mabuk-mabukan dengan OB. Fenomena ini menggantikan tren ngelem dengan bahan lem merek tertentu yang pernah muncul.

Teler obat batuk terjadi karena konsumsi berlebihan kandungan zat dextrometrophan atau DXM pada OB. Bahan utama OB ini adalah turunan morfin.

Baca Juga: Gawat, Bosan Ngelem Kini Ada Tren Teler Obat Batuk Sacet, Puluhan Remaja Beli OB Dalam Jumlah Banyak

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Sabtu 15 Januari 2022, dokter spesialis kejiwaan dr Teddy Hidayat, SpKJ(K), mengatakan bahwa dextrometrophan ditemukan tahun 1950.

Menyusul penemuan zat ini oleh perusahaan farmasi di AS, mulai terjadi penyalahgunaan dextrometrophan di kalangan remaja Amerika.

Untuk mencegah penyalahgunaan, dibuatlah DXM dengan rasa tak enak dikonsumsi. Sayangnya dextrometrophan yang dicampur bahan tertentu ini justru tidak laku.

Akhirnya produsen memproduksi kembali dextrometrophan semula dengan pengawasan peredarannya.

DXM diproduksi dari turunan morfin, tetapi tidak dikasifikasikan sebgagai narkotika atau analgesik opiat. DXM memiliki mekanisme yang berbeda dari analgesik opiat seperti heroin, morfin, dan lainnya.

Halaman:

Editor: Muhammad F Hafiz

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah