Fakta-fakta Gempa Banten Magnitudo 6,6 yang Merusak Rumah Warga

- 15 Januari 2022, 14:10 WIB
Gempa Banten menyebabkan kerusakan atap dan teras rumah.
Gempa Banten menyebabkan kerusakan atap dan teras rumah. /BMKG/

KLIKMATARAM - Gempa Banten yang terjadi bersifat destruktif atau merusak.

Gempa Banten ini terjadi pada hari Jumat, 14 Januari 2022 pukul 16.05.41 WIB.

Episenter Gempa Banten berada di laut pada jarak 132 km arah baratdaya Kota Pandeglang, Banten, dengan kedalaman hiposenter 40 km.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan fakta-fakta di balik peristiwa gempa bumi di Banten.

Baca Juga: Gawat, Bosan Ngelem Kini Ada Tren Teler Obat Batuk Sacet, Puluhan Remaja Beli OB Dalam Jumlah Banyak

Gempa di Banten memiliki mekanisme sumber pergerakan naik atau thrust fault akibat adanya proses tekanan yang kuat.

Gempa ini bersifat destruktif. Data BPBD Kabupaten Pandeglang menunjukkan wilayah terdampak gempa mencakup 113 Kelurahan dari 17 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

Gempa itu menyebabkan lebih dari 700 rumah dan lebih dari 30 fasilitas umum rusak.  

Daryono mengatakan gempa di Provinsi Banten ini tidak berpotensi tsunami karena magnitudonya yang masih di bawah ambang batas rata-rata gempa pembangkit tsunami yaitu 7,0 ditambah dengan kedalaman hiposenternya di 40 km.

Baca Juga: Membongkar Jati Diri Bun Ok, Gadis Operator Telepon di Snowdrop

Data monitoring muka laut tidak menunjukkan adanya catatan perubahan muka laut pascagempa.

"Ini yang menjadi bukti bahwa gempa yang terjadi tidak memicu tsunami," jelas Daryono dalam keterangannya yang diterima Klik Mataram, Sabtu, 15 Januari 2022.

Lebih jauh dijelaskan gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi/patahan batuan di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi atau menunjam ke bawah Selat Sunda-Banten.

Para ahli menyebut jenis gempa ini sebagai 'intraslab earthquake'. Ciri gempa intraslab mampu meradiasikan guncangan (ground motion) yang lebih besar dan lebih kuat dari gempa sekelasnya dari sumber lain.

Baca Juga: FITRA Sebut Kinerja Keuangan Pemprov NTB di Masa Zul-Rohmi Terburuk dalam 1 Dekade

"Sehingga wajar jika gempa ini memiliki spektrum guncangan yang sangat luas dirasakan hingga Sumatra Selatan hingga Jawa Barat," ucap Daryono.

Guncangan gempa ini terasa sangat kuat di Jakarta disebabkan adanya efek tapak lokal (local site effect) lapisan tanah lunak dan tebal di wilayah Jakarta yang memicu terjadinya resonansi gelombang gempa.

Hingga akhirnya guncangan tanah mengalami amplifikasi atau perbesaran disamping juga adanya fenomena vibrasi periode panjang (long period vibration) karena gempa kuat yang sumbernya relatif jauh.

Gempa Ujung Kulon Banten ini jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur magnitudo 6,1 pada 10 April 2021 lalu yang juga bersifat destruktif.

Sama-sama gempa intraslab, yaitu gempa dengan sumber di dalam Lempeng Indo-Australia.***

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah