Kebangkrutan Garuda, Antara Arogansi Kekuasaan dan Perilaku Keledai

- 3 November 2021, 15:16 WIB
Pesawat Garuda Indonesia.
Pesawat Garuda Indonesia. /Pixabay/Fariz Priandana

Baca Juga: Gus Yaqut ke Deddy Corbuzier: Ummat Cepat Marah Akibat Belajar Sedikit Sudah Merasa Benar

Untuk mengatasinya, pada tahun 2005 pemerintah menggelontorkan PMN (Penyertaan Modal Negara) sebesar Rp1 triliun, dan kantornya dibeli oleh Kementerian BUMN senilai Rp450 miliar.

“Setelah itu kondisinya membaik dan terus sehat. Bahkan, labanya melonjak. Saya salah seorang pelaku sejarah tersebut,” ujar Said Didu pada akun twitternya yang dilansir pikiran-rakyat.com, Minggu 30 Oktober 2021.

Pada Mei 2021, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut beban utang Garuda adalah sebesar Rp70 triliun. Seiring penundaan pembayarannya, maka setiap bulan utang itu akan bertambah sebesar Rp1 triliun. Sehingga bisa dihitung saat ini beban utang Garuda adalah sebesar Rp75 triliun.

Baca Juga: Pesinetron Hana Kirana Meninggal Dunia, Pesan Terakhirnya Mengiris Hati

Selain utang bahan bakar pada PT Pertamina dan pemasok yang lain, bagian utang terbesar adalah kepada pihak lessor (penyewa pesawat) dengan harga sewa pesawat yang konon paling mahal dibandingkan dengan harga sewa yang diterima oleh maskapai lain di dunia.

Berdasarkan paparan Said Didu, maka bisa dipahami bahwa apa yang dihadapi oleh Garuda saat ini merupakan pengulangan kondisi yang pernah terjadi. Kondisi kesulitan pada kurun waktu 15 tahun lalu yang sudah cukup berhasil diperbaiki. Tapi ternyata terulang lagi pada tahun–tahun belakangan ini.

Sementara itu, Rizal Ramli, ekonom senior yang sempat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya Manusia pada tahun 2015–2016 mengatakan pada bahwa sejak tahun 2015 dirinya telah meramalkan kondisi karut-marut Garuda yang pada saatnya pasti akan meledak.

Baca Juga: Petani Hebat, Lahan Kering Diberi Popok Bayi Bekas Jadilah Kebun Jeruk

Dalam percakapan dengan Karni Ilyas pada kanal Youtube Karni Ilyas Club sebagaimana dikutip pikiran-rakyat.com pada Minggu 13 Oktober 2021, tokoh yang juga mantan Menko Ekuin pada tahun 2000–2001 ini mengungkapkan sebelum diangkat sebagai Menko pada tahun 2015 dia sudah menjelaskan kepada Presiden Jokowi, salah satu masalah penting yang harus dibenahi adalah Garuda Indonesia.

Halaman:

Editor: Dani Prawira

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini