Kebangkrutan Garuda, Antara Arogansi Kekuasaan dan Perilaku Keledai

- 3 November 2021, 15:16 WIB
Pesawat Garuda Indonesia.
Pesawat Garuda Indonesia. /Pixabay/Fariz Priandana

Berdasarkan data dari Bloomberg, Garuda Indonesia baru bisa mendapatkan keuntungan jika penumpangnya mencapai 120 persen. Karenanya, Garuda Indonesia tidak bisa meraih keuntungan jika pengelolaannya masih dilakukan dengan cara yang sama.

Pada saat itu, pernyataan Prabowo Subianto mendapatkan bantahan tegas dari Direktur Utama Garuda Indonesia hingga pihak Kementerian BUMN.

Akan tetapi, saat ini ucapan mantan pesaing Jokowi pada Pilpres 2019 tersebut tampak seperti ramalan yang menjadi kenyataan.

“Kalau belum kejadian orang suka nggak percaya, he..he..,” kata admin twitter @Gerindra sebagaimana dikutip pikiran-rakyat.com pada Selasa 2 November 2021.

Baca Juga: Yang Hobi Makan Durian Wajib Baca Ini, 6 Cara Mengatasi Mabuk Akibat Si Raja Buah

Menilik sikap yang ditunjukkan pihak Garuda baik ketika menanggapi apa yang disampaikan oleh Prabowo maupun Rizal Ramli bisa dilihat adanya sikap ego dan bahkan arogansi yang tidak mau mendengarkan dan cenderung mengabaikan pendapat pihak lain.

Sementara berdasarkan penjelasan Muhammad Said Didu bahwa kondisi persis sama ini yang pernah terjadi beberapa tahun silam, mengingatkan pada petuah orang–orang bijak zaman dahulu, hanya keledai yang bisa terperosok dua kali di lubang sama.

Kekuatan yang selalu mengambil keuntungan tanpa peduli masalah dan kerugian yang ditinggalkannya.***

Halaman:

Editor: Dani Prawira

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini