Gurita Bisnis Tes PCR Capai Triliunan, Ini Soal Nyawa, Harusnya Gratis Seperti Vaksinasi

- 3 November 2021, 08:05 WIB
Warga menjalani tes PCR di Rumah Sakit Baiturrahim, Jambi, Selasa 26 Oktober 2021.
Warga menjalani tes PCR di Rumah Sakit Baiturrahim, Jambi, Selasa 26 Oktober 2021. /Antara/Wahdi Septiawan/

Dikatakannya, jika ada ketidakmampuan masyarakat melakukan tes PCR, pemerintah harus turun tangan dan memberi solusi.

”Kalau kita bicara dalam konteks barang publik, kalau ada vaksin program, mestinya ada PCR program. Sebenarnya, bahasa gratis itu bukan bahasa yang tepat dalam konteks barang publik, tapi untuk mempermudah pemahaman karena satu sisi ada vaksin program, bolehlah kita menyebutnya vaksin gratis, PCR gratis,” ucapnya.

Dalam diskusi lain dengan tema ”Plus Minus Tes PCR untuk Seluruh Moda Transportasi", Ketua Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu, dr Eva Sri Diana Chaniago mempertanyakan urgensi wajibnya tes PCR di seluruh moda transportasi.

”Saya ini sebagai dokter yang berada di lapangan. Saya sehari-hari bersentuhan dengan pasien Covid-19. Mohon maaf, urgensinya di mana ini?” katanya, Sabtu 30 Oktober 2021.

Di lain pihak, Sekjen Organisasi Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium Indonesia, Rendy H Teguh mengatakan, penyeragaman tes PCR yang dikeluarkan pemerintah membingungkan.

Soalnya, harga tes PCR tak bisa diseragamkan. Renny beralasan, terdapat beberapa komponen di dalamnya yang memerlukan perhitungan tersendiri, mulai dari yang berkaitan dengan jenis-jenis PCR, investasi alat hingga teknologi yang berdampak kepada kecepatan hasil tes PCR.***

Disclaimer: Artkel ini pernah dimuat di pikiran-rakyat.com dengan judul Bisnis Nyawa Rp23 Triliun, Tes PCR Harusnya Gratis

Halaman:

Editor: Dani Prawira

Sumber: Pikiran-Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini