28 dari 35 Kecamatan di Pandeglang Terdampak Gempa Banten 1.100 Rumah Rusak 200 Warga Mengungsi

- 15 Januari 2022, 12:17 WIB
Ilustrasi. Kerusakan akibat gempa Banten merata di Kabupaten Pandeglang.
Ilustrasi. Kerusakan akibat gempa Banten merata di Kabupaten Pandeglang. /Pixabay/

KLIKMATARAM – Gempa Banten mengakibatkan 1.100 rumah rusak. Sebanyak 214 di antaranya rusak berat, 269 rusak sedang, dan 617 rusak ringan.

Kerusakan yang ditimbulkan gempa Banten terjadi di 28 kecamatan dari 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang, dengan 123 desa di 28 kecamatan itu yang terdampak.

Dampak gempa Banten terparah dialami warga di Kecamatan Sumur, Cibaliung, Panimbang, Cimanggu, dan Cikeusik.

Baca Juga: Agensi Rain Pemeran Ghost Doctor Gugat Youtuber, Ini Isi Gugatannya

Sebanyak 14 Puskesmas, 12 sekolah, 4 masjid, dan 3 kantor desa, juga dilporkan mengalami kerusakan ringan.

Akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,6 yang terjadi Jumat 14 Januari di Kabupaten Pandeglang Banten, Jawa Barat itu, lebih dari 200 warga mengungsi.

Gempa yang terjadi pukul 16.05 WIB itu juga dirasakan hingga wilayah Jawa Barat lainnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Girgi Jantoro, sebagaimana dikutip dari Pikiran-Rakyat.com, Sabtu 15 Januari 2022, menjamin kebutuhan warga terdampak.

"Kami menjamin kebutuhan dasar untuk warga korban gempa," kata Girgi Jantoro saat jumpa pers pada Jumat, 14 Januari 2022 malam.

Akibat gempa Banten, dua warga Cikeusik dilaporkan mengalami luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis dari pihak berwenang.

Baca Juga: Tawaran Pekerjaan Bagus Untuk Zodiak Aries, Gemini dan Taurus Akan Dapat Peluang Rezeki

"Kami akan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat yang terkena musibah itu," jelas Girgi Jantoro lagi.

di Selat Sunda atau di wilayah Banten berkekuatan M6,6 petang tadi disebut jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur M6,1 pada 10 April 2021 yang juga destruktif.

Diberitakan sebelumnya, gempabumi di Selat Sunda atau di wilayah Banten itu mirip dengan gempabumi Selatan Jawa Timur M6,1 pada 10 April 2021. Di mana keduanya bersifat destruktif.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan kejadian di dua wilayah itu memiliki kemiripan.

“Sama-sama gempa intraslab, gempa bumi dengan sumber di dalam lempeng," ungkap Daryono, Jumat, 14 Januari 2022.

Baca Juga: Bocah di Kota Bima Korban yang Terseret Arus Sungai Ditemukan Tak Bernyawa Mengambang di Laut

Dijelaskan gempabumi di Selat Sunda ini disebut sebagai intraslab earthquake karena hiposenternya berada di dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Selat Sunda.

Ciri gempa intraslab ini mampu meradiasikan ground motion yang lebih besar dan lebih kuat dari gempa sekelasnya dari sumber lain.

"Gempa ini jenisnya mirip dengan gempa Selatan Jawa Timur M6,1 pada 10 April 2021 yang juga destruktif," ungkapnya.***

Editor: Muhammad F Hafiz

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini