Refly Harun: Kasus Pemukulan Terhadap Ade Armando Tak Bisa Dilepaskan dari Konteks Politik Saat Ini

13 April 2022, 12:15 WIB
Ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun yang angkat bicara terkait kasus pemukulan Ade Armando. /Tangkapan layar Youtube.com/ Refly Harun

KLIKMATARAM – Masih menyoroti kasus pemukulan terhadap pegiat media sosial Ade Armando, Refly Harun mengatakan dalam kasus ini harus dilihat konteks yang lebih luas. Kasus pemukulan ini bukan merupakan kejadian jalanan biasa.

“Saya sebetulnya, terus terang rasanya dilematis ngomong tentang Ade Armando,” ujar Refly melaui akun Youtube-nya, Rabu, 13 April 2022 dini hari.

“Pengeroyokan seperti itu kan bukan tindak yang justified (bisa dibenarkan) dari sisi hukum. Tapi apa yang terjadi pada Ade Armando ini kan bukan perkelahian jalanan antarpreman, atau antara orang salah paham di jalan,” lanjutnya.

Baca Juga: Besok, Vanessa Khong Pacar Indra Kenz, Diperiksa Sebagai Tersangka

“Tapi ini kan soal yang terkait dengan kecenderungan pembelahan, dampak dari politik, posisi politik. Tidak hanya soal perbedaan pendapat tapi pembelahan sosial masyarakat yang seolah dipelihara negara,” imbuh Refly.

Lebih lanjut pakar hukum tata negara tersebut menyoroti perilaku kelompok yang terkesan dipelihara negara tersebut, yang selalu menyerang kelompok masyarakat yang kritis terhadap pemerintah.

Tidak hanya menyerang, bahkan juga cenderung “mengkriminalkan”, mengarahkan tuduhan sebagai pelaku pelanggaran yang kemudian diadukan kepada aparat penegak hukum dan layak dipidanakan.

Baca Juga: Kerja Sama Perhiasan Antara Angie Lie dan Hans Virgoro Berujung Saling Lapor Polisi

“Yang dilakukan kelompok yang pro pemerintah ini adalah mengadukan para aktivis ke Bareskrim (Badan Reserse Kriminal) setiap saat. Mereka mengadukan apa saja, bahkan mimpi pun bisa diadukan,” papar Refly lagi.

Mantan komisaris salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut juga memaparkan pandangan pengamat lain dan netizen yang perlu diperhatikan.

Seperti pandangan pengamat komunikasi Yons Achmad yang mempertanyakan kekerasan wacana yang acap dilontarkan oleh Ade Armando.

Terlebih kekerasan wacana yang dilakukan Ade Armando ini selalu ‘aman-aman’ saja. Beberapa kali dilaporkan ke polisi, tidak pernah jelas kelanjutannya.

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana: Akting Madhaf Mantap, Yakinkan Saltanat Dia Calon Istrinya

Sementara Rocky Gerung menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mesti ikut bertanggungjawab atas kasus pengeroyokan terhadap Ade Armando karena pengeroyokan terjadi akibat kemarahan massa terhadap Ade Armando yang dikenal sebagai ‘buzzer istana’.

Beberapa orang yang disebut buzzer istana dan juga kelompok tertentu yang seolah kebal hukum, sering menyerang kelompok masyarakat lain yang dengan mudah akan dijerat hukum.

Kondisi inilah salah satu wujud dari adanya pembelahan masyarakat yang menjadi fokus perhatian dalam sorotan Refly Harun.

Baca Juga: 'Penetapan Pembunuh Begal Jadi Tersangka Bisa Jadi Penyemangat Begal Semakin Ganas dan Liar'

“Jadi kasus pemukulan terhadap Ade Armando ini memang tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial politik seperti ini,” tuturnya.

“Kalau Rocky Gerung menyalahkan istana dengan insiden Ade Armando, saya kira ada juga benarnya. Karena istana seperti memelihara segregasi, menikmati pembelahan masyarakat dan membutuhkan pembelahan tersebut untuk mempertahankan legitimasi,” pungkasnya.***

Editor: Dani Prawira

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler