Virus Covid-19 Varian Omicron, MUI Minta Pemerintah Lakukan Langkah Ini

31 Januari 2022, 07:51 WIB
Mengatasi virus Covid-19 varian Omicron MUI minta pemerintah untuk melakukan langkah-langkah cepat dan tepat. /Pixabay/Alexandra_Koch

KLIKMATARAM - Untuk menanggulangi pandemi Covid-19 varian Omicron, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah melakukan langkah tepat dan cepat.

Tujuannya, agar varian Omicron tidak menyebar luas.

Terkait virus Covid-19 varian Omicron ini, pemerintah juga harus menyampaikan informasi yang tepat dan benar secara massif kepada masyarakat.

Hal itu dilontarkan Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Miftahul Huda seperti dikutip dari laman MUIDigital, Senin 31 Januari 2022.

Baca Juga: Motocross Akan Dihelat di Pulau Sumbawa, Ini Dia 5 Oleh-oleh dari Tana Samawa

Kiai Miftahul Huda mengatakan, dengan penyampaian informasi yang tepat, tidak akan ada lagi informasi simpang siur yang membingungkan di antara umat.

Selain itu, MUI sebagai shodiqul hukumah, meminta pemerintah segera menuntaskan program vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat yang belum dua kali atau bahkan yang belum sama sekali divaksin.

“Kemudian, segerakan vaksinasi booster. Tentunya dengan mempertimbangkan permintaan dan usulan dari masyarakat yang menginginkan vaksin booster ini produk halal, jika itu tersedia,” ungkapnya.

Menurut dia, pemerintah perlu mendengarkan aspirasi umat untuk menggunakan vaksin Covid-19 yang halal karena ini bagian dari hak umat.

Baca Juga: Inilah Apresiasi Ketum PSSI Mochammad Iriawan Terhadap Menpora Zainudin Amali

MUI yang juga berposisi sebagai khadimul ummah, mengimbau kepada umat Islam untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Meskipun, dalam aktivitas harian, ibadah, dan bekerja.

Sementara, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri Omicron agar bisa melakukan pencegahan.

Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat.

Ciri-ciri selanjutnya dari Omicron adalah tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah, begitupun tingkat keparahannya juga lebih rendah.

Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).

Baca Juga: 2 Kali Taklukkan Timor Leste, Begini Harapan Menpora Zainudin Amali Terhadap Timnas Indonesia

Strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta.

Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur.

Sedangkan Omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.

“Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” ucap Menkes Budi seperti dikutip dari laman sehatnegeriku.kemkes.

Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.

Baca Juga: Penilaian Zulkieflimansyah 4 Karakter yang Sudah Dimiliki NWDI, Apa Itu?

Ia berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati. Yang paling penting selalu pakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi.

Kalau bisa kerja di rumah, di rumah saja, tidak usah pergi ke mana-mana karena risiko tertularnya sedang tinggi.

Tapi kalau pun tertular tidak usah panik yang penting disiplin isolasi sendiri dan minum vitamin, jika ada gejala ringan minum obat.

“Yang perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbid nya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,” tuturnya.***

Editor: Dani Prawira

Tags

Terkini

Terpopuler