Analisis BMKG: Kondisi Cuaca Banjir Bandang yang Terjadi di Kota Batu dan Alor

6 November 2021, 08:23 WIB
Kondisi banjir bandang di Kota Batu. /BPBD Kota Batu

KLIKMATARAM - Dua daerah di Indonesia diterjang bencana banjir bandang, yakni di Alor Provinsi NTT dan Kota Batu di Jawa Timur. BMKG merilis hasil analisis atas dua kejadian bencana alam tersebut.

Sebagaimana yang telah diprediksi oleh BMKG bulan Oktober lalu, curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia akan semakin meningkat di bulan November ini.

Kondisi itu sejalan dengan menguatnya La Nina dan Monsun Asia, yang dapat disertai dengan terjadinya berbagai fenomena labilitas atmosfer yang bersifat lebih lokal dan dalam durasi yang lebih singkat.

Baca Juga: Di Daerah Ini Ternyata Masih Ada yang Belum Teraliri Listrik

Di sisi lain, hal tersebut berpotensi makin meningkatnya risiko terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang.

BMKG terus mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem  yang menuntut kesiapsiagaan berbagai pihak dan masyarakat untuk menghadapi, mengurangi risiko, bahkan sedapat mungkin mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi tersebut.

Fakta menunjukkan, tiga hari terakhir terjadi bencana  hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya banjir di wilayah Kecamatan Alor Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 3 Nopember 2021. Peristiwa itu menyebabkan lahan persawahan dan pemukiman penduduk terendam.

Baca Juga: Sebelum Tahu Ini, Anda Jangan Senang Dulu Jika Ada Uang di Saldo Rekening

Kejadian banjir bandang juga terjadi di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu-Malang, Provinsi Jawa Timur yang terjadi pada tanggal 4 Nopember 2021, serta beberapa wilayah lainnya yang mengalami curah hujan tinggi.

"Bencana hidrometeorologi di wilayah Alor dan Kota Batu tersebut secara umum turut dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangannya pada Jumat, 5 November 2021 kemarin.

Analisis kondisi cuaca di wilayah Alor menunjukkan bahwa kejadian bencana banjir di wilayah tersebut secara umum turut dipicu oleh adanya curah hujan intensitas lebat-sangat lebat disertai kilat atau petir, di mana curah hujan terukur di sekitar Pailelang mencapai intensitas 103 mm dalam periode 24 jam.

Baca Juga: Alasan Ilmiah, Kenapa Orang Galau Lebih Suka Menikmati Musik Sedih

Kondisi cuaca ekstrem di wilayah Alor dipicu oleh pertumbuhan awan hujan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dan merata sehingga menimbulkan curah hujan sedang-lebat yang terjadi dalam durasi yang cukup lama.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis cuaca BMKG, curah hujan yang terjadi di wilayah Kota Batu-Malang pada tanggal 4 November 2021 termasuk kategori 'sangat lebat' dengan intensitas curah hujan mencapai 80,3 mm yang terjadi dalam periode sekitar 2 jam (pengukuran jam 13.55 - 16.05 WIB).

Analisis citra satelit dan radar cuaca menunjukkan adanya pertumbuhan awan hujan dengan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dengan sebaran hujan potensi lebat hingga sangat lebat di wilayah Kota Batu-Malang.

Baca Juga: Banjir Bandang Kota Batu Malang: Korban Meninggal 6 Orang

UPT BMKG di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur telah memberikan informasi peringatan dini terkait dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di kedua wilayah provinsi tersebut.

"Diseminasi potensi cuaca ekstrem untuk wilayah Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur telah didiseminasikan sejak sejak 2 hari sebelumnya yang kemudian diperkuat dengan informasi peringatan dini sejak 1-2 jam sebelum kejadian di kedua wilayah tersebut," kata Guswanto.

Koordinasi dan diseminasi kepada pihak 'stakeholder' terkait kebencanaan juga telah dilakukan oleh BMKG setempat.***

Editor: Dani Prawira

Tags

Terkini

Terpopuler