Altruisme Putri Mandalika, Legenda di Sirkuit Balap Kelas Dunia

- 9 November 2021, 22:29 WIB
Patung Putri Mandalika yang akan terjun ke laut dan para pangeran yang memperebutkannya.
Patung Putri Mandalika yang akan terjun ke laut dan para pangeran yang memperebutkannya. /museumnusantara.com/Bambang Parmadi/

Keanggunan sikap, kecantikan paras, serta kepribadian yang luhur, menjadikan Putri Mandalika sebagai sosok yang juga dicintai oleh seluruh rakyat. Pun kabar tentang Putri Mandalika, terdengar hingga seluruh penjuru negeri, membuat banyak pemuda, pangeran, dan ksatria dari berbagai pelosok negeri menaruh hati pada sang Putri.

Lamaran pada sang putri tak terhitung banyaknya. Para pemuda, pangeran, dan ksatria yang telah jatuh hati pada sang putri, bahkan sampai mendeklarasikan kesiapan untuk saling bertarung, demi mendapatkan cinta dari Putri Mandalika.

Benih perpecahan di antara penduduk ini, menjadikan sang raja, ayah sang putri yang memang terkenal sangat mencintai rakyatnya, begitu khawatir. Ia tentunya tak ingin ketenteraman yang telah lama ia bangun di masyarakat, rusak akibat perebutan cinta ini.

Namun demikian, ia menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada sang putri. Raja tak ingin memaksakan kehendaknya pada putrinya itu. Putri Mandalika lalu diberikan waktu untuk berpikir dengan tenang. Ia tahu, sang putri pasti akan membuat keputusan terbaik setelahnya.

Putri Mandalika pun memanfaatkan waktu untuk bersemedi, berpikir matang-matang, dan mencari petunjuk dalam menentukan pilihan.

Keputusan pun diambil. Para pemuda, prajurit, dan pangeran, dan seluruh masyarakat yang ingin mendapatkan cinta dari Putri Mandalika, diminta hadir pada dini hari sebelum terbit fajar di Pantai Seger pada tanggal 20 bulan 10 pada penanggalan Suku Sasak. Semua harus hadir, tidak datang seorang diri, tapi juga membawa pasukannya.

Para pemuda, pangeran, dan ksatria itu pun datang berduyun-duyun pada tempat dan waktu yang telah ditentukan. Segala keberanian dan peralatan perang telah dipersiapkan, begitu pun dengan prajurit setia masing-masing. Semua bahkan telah siap bertaruh nyawa demi mendapatkan sang putri.

Lautan manusia telah memadati Pantai Seger, semua harap-harap cemas menunggu keputusan sang Putri.

Waktu yang dinantikan pun tiba, Putri Mandalika naik ke atas bukit, dan berbicara langsung kepada semua yang hadir,

“Oh, ayah dan ibuku yang sangat aku cintai. Sungguh sebesar apapun cintaku pada kalian, tak akan pernah lebih besar dari cinta yang telah kalian curahkan kepadaku. Oh, pangeran-pangeran, pemuda, para ksatria, dan seluruh rakyat Tonjang Beru, yang aku, ayahku, dan ibuku, cintai,” ujar Putri Mandalika di hadapan ribuan orang.

Halaman:

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x