Kabut Itu Indah, Tapi Perlu Diwaspadai di Dunia Penerbangan

27 November 2021, 11:27 WIB
/

Oleh: Aprilia Mustika Dewi

KLIKMATARAM - Kabut bagi masyarakat umum adalah suatu fenomena alam yang sangat meneduhkan, bahkan sebagian masyarakat sangat suka dengan fenomena ini karena identik dengan suasana yang mendamaikan.

Namun, perlu diketahui dalam ilmu meteorologi penerbangan, kabut yang sering disebut sebagai fog merupakan fenomena cuaca yang perlu diwaspadai dalam dunia penerbangan.

Kabut (fog) adalah partikel-partikel air kecil yang masih dapat terlihat, mengambang di atmosfer di atas permukaan tanah dan mengurangi jarak pandang hingga kurang dari 1.000 meter.

Kabut terjadi karena pendinginan permukaan bumi, sehingga udara di dekatnya cukup dingin untuk mengembunkan uap air yang terdapat di dalamnya.

Baca Juga: Atas Nama Pemodal, Masyarakat Adat dan Negara Terkadang Sering Terkalahkan

Biasanya kabut terjadi saat malam hari hingga di pagi hari, di mana panas yang diserap oleh bumi pada siang hari dilepaskan ke udara.

Tentu saja dalam proses terjadinya kabut sangat dipengaruhi oleh faktor unsur-unsur lainnya, yaitu angin, kelembapan udara, suhu udara, kecerahan awan, dan kuatnya radiasi matahari.

Pada malam hari suhu yang lebih dingin dan umumnya angin yang tidak berhembus kencang cenderung tenang, kelembapan udara yang cukup tinggi, sedikitnya tutupan awan, dan radiasi yang cukup kuat sangat berpotensi terjadi kabut.

Fenomena kabut biasanya terjadi saat musim kemarau, di mana saat siang hari tutupan awan sedikit sehingga memaksimalkan dalam penyerapan radiasi matahari.

Baca Juga: Sri Mulyani Klaim Kinerja APBN Terus Membaik di Masa Pandemi

Bagi dunia penerbangan sendiri banyak fenomena-fenomena cuaca yang patut diwaspadai salah satunya adalah fenomena cuaca seperti kabut.

Kabut yang terjadi di lingkungan bandara akan memengaruhi aktivitas 'take off' dan 'landing' pesawat bahkan untuk aktivitas di dalam lingkungan bandara. Hal itu dapat terjadi karena kabut mengakibatkan jarak padang menjadi sangat terbatas, yaitu kurang dari 1.000 meter.

Dalam ilmu meteorologi penerbangan, pelaporan fenomena cuaca sangat memiliki peran penting di mana saat terjadi jarak pandang memburuk dan membaik membuat laporan yang segera diperbarui, sehingga dapat diteruskan ke pihak-pihak otoritas bandara. Tujuannya adalah untuk keberlangsungan aktivitas di suatu bandara.

Baca Juga: Asosiasi Motor Dunia Sepakat Pindah ke Bahan Bakar Non Fosil, Ini Tahapannya

Sesaat setelah terjadi kabut, aktivitas 'take off' dan 'landing' serta kegiatan di lingkungan bandara akan normal kembali dengan mempertimbangkan jarak pandang tidak berada di bawah jarak pandang minimum yang menyangkut keamanan saat terbang.

Kabut akan hilang seiring dengan terjadinya pemanasan di permukaan bumi yang bersumber dari penyinaran matahari.***

*Penulis adalah Prakirawan BMKG Stamet BIZAM

Editor: Dani Prawira

Tags

Terkini

Terpopuler