Namun sejarah membuktikan, di tengah gejolak politik global itu Indonesia tetap utuh dan solid sebagai bangsa dan negara.
Hal itu tidak lain karena bangsa Indonesia tetap committed dengan Pancasila sebagai ideologi negara.
Oleh karena itu Paskibraka harus meyakini betul bahwa Pancasila yang mengandung nilai gotong-royong, musyawarah dan kemanusiaan harus menjadi bintang penuntun dalam gerak-tindak berbangsa dan bernegara.
Dijelaskan bahwa menghargai keberagaman dan perbedaan adalah kunci bagi keutuhan negara dan persatuan bangsa.
Selain itu, merayakan perbedaan dan keberagaman sejatinya adalah wujud nasionalisme/ wawasan kebangsaan Indonesia.
Baca Juga: WhatsApp, Youtube dan Puluhan Aplikasi Ternama Terancam Diblokir Kominfo
Nasionalisme Indonesia mulanya memang berakar dari sikap anti-kolonialisme dan pro-kemerdekaan dan kedaulatan. Tapi sesuai ajaran Bung Karno, nasionalisme Indonesia itu berdimensi kemanusiaan (internasionalisme).
Ditegaskan oleh Dubes Djumala, yang pernah menjadi Kepala Sekretariat Presiden/ Sekretaris Presiden Joko Widodo, generasi muda harus meresapi bahwa jika kita memang punya jiwa nasionalisme.
“Maka kita harus juga punya rasa kemanusiaan. Menghargai keberagaman dan perbedaan sesama anak bangsa adalah wujud kemanusiaan,” jelasnya.
Paskibraka adalah pemuda/i Indonesia yang diseleksi secara ketat dari berbagai daerah yang bertugas mengibarkan Bendera Pusaka pada acara puncak HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, setiap 17 Agustus.***
Artikel Rekomendasi