Baca Juga: Ayu Aulia Akhirnya Bicara Mengenai Penyebab Upaya Bunuh Diri
Lalu untuk melawan Aswatama, Satrio dan sejumlah anak muda lainnya yang merupakan keturunan Pandawa harus menghentikan aksi Aswatama di bumi.
Film superhero Indonesia ini digarap dengan teknologi visual modern CGI oleh Lumine Studio yang sebelumnya memiliki pengalaman menggarap film-film animasi dari luar negeri.
Hanung Bramantyo mengatakan dalam pengerjaan tiap adegan menggunakan teknologi visual effect yang dikerjakan secara serius dan intens.
“Lebih dari 500 titik dalam film harus dikerjakan lewat proses CGI yang memakan waktu panjang. Belum lagi bagian pertempuran yang harus dibuat detail agar penonton bisa menikamti serunya cerita dari film,” ucap Hanung dikutip dari Antara.
Baca Juga: Karakter Wayang Ustadz Khalid Basalamah Dibantah Dalang Ki Warseno Slenk, Banyak Wayang Berjanggut
Selain itu, Celena Judisari produser sinema Satria Dewa: Gatotkaca mengatakan kondisi pandemi covid-19 menyebabkan kesulitan saat melakukan produksi.
“Kesulitan yang kami alami disebabkan adanya berbagai penyesuaian kreatif di lapangan akibat proses persiapa yang dilakukan secara daring dan adanya keterbatasan lokasi akibat pandemi,” ujar Celine.
Selain itu, Celine melanjutkan ada adegan aksi yang proses pengerjaannya cukup panjang, namun tantangan tersebut dapat diatasi karena koordinasi yang baik di lapangan dan keinginan kru dan pemeran untuk bekerja maksimal.
Artikel Rekomendasi