Perlu Kesabaran Untuk Menjadikan Sirkuit Mandalika Penggerak Ekonomi Jangka Panjang dan Berkelanjutan

- 25 Desember 2021, 17:00 WIB
Salah satu sudut Sirkuit Mandalika.
Salah satu sudut Sirkuit Mandalika. /wartabanten

Baca Juga: Lafaz Allah Berukuran Raksasa Terlihat di Google Maps Viral di YouTube, Netizen Bergetar Hebat

Menurutnya fenomena ini sangat mungkin akan berlaku menyambut MotoGP pada bulan Maret yang akan datang. Khawatir harga barang dan jasa tidak terkontrol. Khawatir penyedia barang dan jasa lebih happy serahkan ke mekanisme pasar. Apalagi dalam pasar tanpa subtitusi.

“Saya khawatirkan harga kamar hotel melambung saat itu. Biaya travel, barang dan jasa lain juga melambung tinggi. Pemerintah sulit masuk. Recoki pasar memang bukan wewenang pemerintah di era globalisasi saat ini,” lanjutnya.

Karena itu Doktor Firman mengingatkan bahwa kondisi tersebut jika dibiarkan dalam jangka menengah dan panjang bisa berkibat buruk. Oleh karenanya asosiasi penyedia barang dan jasa perlu membuat rule of the game yang pas. Tidak merugikan, tidak juga ambil rente berlebihan. Semua harus berpikir untuk jangka panjang.

Baca Juga: Saat Raja Jeongjo Cemburu pada Deok Im, The Red Sleeve Episode 13

Lebih lanjut Doktor Firman mengungkapkan kekhawatirannya jika pihak-pihak yang terlibat langsung dalam gelaran tersebut mulai merasakan mahalnya barang dan jasa yang mesti mereka bayarkan jika dibandingkan dengan harga di tempat lain.

“Saya khawatir semua komponen yang terlibat dalam MotoGP. Dari Dorna, pembalap dan kru serta penonton mulai hitung-hitungan, mulai bicarakan Comparison Cost. Bila transaction cost di Mandalika terlalu tinggi dibanding tempat lain, Mandalika akan tinggal nama ke depan. Tidak lagi dilirik. Siapa yang berharap demikian?” ujarnya. 

Karenanya dia mengajak semua komponen yang terlibat dalam gelaran MotoGP untuk bersabar, tidak menerapkan harga terlalu tinggi, sehingga MotoGP dapat berkelanjutan.

Baca Juga: UAH: Jangan Terlena, Saat Nikmat Datang Bertubi-tubi Sementara Takwa Melorot, Ini yang Sedang Berlangsung

Walau penyedia barang dan jasa kuat menentukan harga, harus diingat sekali waktu konsumen juga punya kuasa. Jangan sampai mereka menendang keluar penyedia barang dan jasa dari arena pasar. Selama-lamannya.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah