Perlu Kesabaran Untuk Menjadikan Sirkuit Mandalika Penggerak Ekonomi Jangka Panjang dan Berkelanjutan

- 25 Desember 2021, 17:00 WIB
Salah satu sudut Sirkuit Mandalika.
Salah satu sudut Sirkuit Mandalika. /wartabanten

KLIKMATARAM - Kesuksesan penyelenggaraan gelaran World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika yang baru lalu meyakinkan semua pihak bahwa Kawasan Wisata Mandalika dengan sirkuit internasional sebagai ikonnya bisa diharapkan sebagai penggerak dan pengungkit bagi berputarnya perekonomian daerah.

Berbagai sektor usaha seperti transportasi, akomodasi, kuliner, dan beberapa jenis usaha terkakit yang sebelumnya lesu bahkan stagnan akibat pandemi Covid-19 langsung bergerak menjelang dan selama berlangsungnya event balap motor kelas dunia WSBK digelar di Sirkuit Mandalika.

Event MotoGP yang bakal digelar Maret 2022 yang akan datang diyakini akan memberikan dampak lebih dahsyat lagi bagi pergerakan ekonomi daerah ini.

Semakin tinggi transaksi dan semakin banyak lagi pihak yang terlibat serta ikut merasakan manfaatnya. Sirkuit Mandalika akan menjadi sumbu yang sangat penting bagi perputaran ekonomi di NTB hingga 10 tahun ke depan.

Baca Juga: Berdayung Sampan di Danau Gunung Jae Desa Sedau

Dalam sepuluh tahun ke depan, mampukah kita menjaga agar Sirkuit Mandalika dengan berbagai event yang digelar di dalamnya tetap established dan senantiasa memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal?

Menarik untuk kita cermati peringatan yang dilontarkan Muhammad Firmansyah, pengamat ekonomi dari Universitas Mataram terhadap fenomena tersebut.

Dalam unggahan di akun facebooknya, Sabtu 25 Desember 2021 ekonom muda yang akrab disapa Doktor Firman itu mengingatkan semua stakeholders yang terlibat dalam lalu lintas transaksi terkait event di Sirkuit Mandalika untuk bersabar dan menahan diri untuk tidak semena-mena menentukan harga jual produk dan jasanya.

“Biasanya ketika permintaan tinggi harga barang dan jasa pun melangit. Penyedia seringkali semau-maunya naikin harga. Konsumen tidak punya posisi tawar. Begitulah bila daulat pasar berkuasa,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x