Apakah demokrasi siber adalah masa depan masyarakat demokratis?
Menurut Khairul Fahmi, perbincangan publik mengenai ruang siber sering kali didominasi oleh problem skandal-skandal dunia maya. Di antaranya soal kejahatan siber dan pengawasan masyarakat.
“Demokrasi siber lantas menjadi proyek yang sangat dipertanyakan,” ujarnya.
Sebab, bagi para konservatif, sulit untuk memastikan tingkat keamanan yang dibutuhkan oleh demokrasi siber untuk menghadirkan partisipasi, kompetisi, kebebasan, dan kesetaraan sekaligus di dunia maya.
Di sisi lain, meskipun mengakui demokrasi siber dalam wujudnya saat ini bukanlah masa depan demokrasi, namun kaum optimis masih melihatnya sangat berguna sebagai perangkat tambahan untuk berbagi informasi dan pengetahuan politik dengan masyarakat.
“Ada juga yang berpendapat bahwa sistem informasi dan pengetahuan dalam bentuk demokrasi siber ini seharusnya tidak menjadi dasar pemilihan partai politik atau pelaksanaan jajak pendapat publik, melainkan sebagai alat berharga untuk pendidikan kewarganegaraan,” jelas Khairul Fahmi.
Perlunya menjawab pertanyaan mengenai demokrasi siber itu, ditempuh oleh sejumlah kalangan dengan menggelar diskusi publik. Dalam waktu dekat Hima Ilmu Politik Unair juga akan menggelar talkshow soal prospek demokrasi siber.***
Artikel Rekomendasi