KLIKMATARAM - Kejadian gempa bumi mengguncang wilayah Pantai Selatan Nias Selatan, Sumatera Utara. Pasca kejadian gempa bumi ini diikuti lebih dari 3 kali aktivitas gempa susulan.
Peristiwa gempa bumi ini terjari pada hari hari Senin, 14 Maret 2022 pukul 04.09.21 WIB.
Dalam keterangan resminya, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,7.
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Baca Juga: Gempa Bumi 5,1 Guncang Lebak Banten, Beberapa Fakta Ini yang Diungkap BMKG
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,71° LS ; 98,50° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 6 Km arah Selatan Hibala, Nias Selatan, Sumatera Utara pada kedalaman 25 km.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang, Siberut, Nias Selatan, Gunungsitoli dengan skala intensitas IV MMI. Skalanini artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Baca Juga: Jadwal Lengkap Perhelatan MotoGP Mandalika 2022 Tanggal 18-20 Maret 2022
Sedangkan di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, Pariaman dengan skala intensitas III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, Solok dengan skala intensitas II MMI.
Pada skala itu, getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Baca Juga: Kimia Oksigen Hilang Selama 5 Detik, Potensi Kekacauan Ini yang Akan Terjadi pada Bumi
Namun demikian, BMKG menyebut hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo: M4.4, M4.1, M6.0, dan M3.9.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno.***