Menelisik Sosok Sunan Pengging di Lombok yang Menjadi Salah Satu Tokoh Penyebar Islam Masa Lampau

- 5 Februari 2022, 10:22 WIB
Silsilah Ki Ageng Pengging di Lombok yang menjadi salah satu penyebar Islam di pulau ini.
Silsilah Ki Ageng Pengging di Lombok yang menjadi salah satu penyebar Islam di pulau ini. /bumimataram.wordspress.com

KLIKMATARAM - Dalam beberapa tulisan sejarah masuknya Agama Islam di Lombok tersebut nama seorang tokoh bernama Sunan Pengging.

Tokoh ini dianggap cukup penting khususnya di Lombok bagian utara (Bayan dan sekitarnya) walaupun tidak sepopuler nama Sunan Perapen.

Dalam buku Sejarah Gumi Sasak Lombok Dr Ir Lalu Mulyadi MTA menulis. “Sunan Pengging, pengikut Sunan Kalijaga datang ke pulau ini pada tahun 1640 M untuk menyiarkan Agama Islam (sufi). Ia kawin dengan putri dari Kerajaan Parwa sehingga menimbulkan kekecewaan Raja Gowa. Selanjutnya Raja Gowa menduduki pulau ini. Sunan Pengging yang dikenal sebagai Pangeran Mangkubumi lari ke Bayan.”

Baca Juga: Tinggi Gelombang di Perairan NTB pada 5 hingga 6 Februari 2022, BMKG: Tetap Selalu Waspada

Nama tokoh ini menarik dan membuat penasaran terkait dengan adanya nama yang sama dalam khasanah sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, walaupun dalam berbagai tulisan di Jawa tidak disebut “Sunan” tapi “Ki Ageng”, lengkapnya Ki Ageng Pengging.

Apakah Sunan Pengging di pulau seribu masjid ini sama dengan Ki Ageng Pengging yang menjadi salah satu tokoh penting dalam perkembangan Kerajaan Islam di Jawa?

Terdapat dua tokoh yang biasa disebut Ki Ageng Pengging. Yang pertama adalah Pangeran Handayaningrat, menantu Raja Majapahit  Prabu Brawijaya V.

Karena memegang kekuasaan di Tanah Perdikan/Kadipaten Pengging sehingga disebut Ki Ageng Pengging. Karena salah satu anaknya di kemudian hari menggantikannya sebagai penguasa di Pengging yang kemudian juga disebut Ki Ageng Pengging, maka Pangeran Handayaningrat disebut sebagai Ki Ageng Pengging Sepuh.

Pengganti Pangeran Handayaningrat sebagai penguasa di Pengging adalah anak keduanya yang bernama Kebo Kenanga.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini