Jin dan Manusia Dua Makhluk Setara Disebut dalam Alquran, Ini Respons UAH

- 3 Desember 2021, 18:34 WIB
Ilustrasi manusia mencari penampakan jin. Menurut UAH hal itu betolakbelakang dengan kodrat jin yang tak terlihat.
Ilustrasi manusia mencari penampakan jin. Menurut UAH hal itu betolakbelakang dengan kodrat jin yang tak terlihat. /Pexels/Lennart Wittstock/

Begitupun, jin yang memiliki sifat kasar, bertemu manusia yang halus atau lembut maka menjadi berlawanan. Bisa jadi orang yang dirasuki jin (merasa) sangat tidak enak karena berlawanan dengan prinsip dasar.

Artinya sebagai mahluk yang halus atau lembut. Pada kenyataannya orang yang dirasuki pantaslah menjerit-jerit, teriak-teriak karena memang berlawanan dengan kehendaknya yang halus.

Baca Juga: Tembus Pasar Dunia, Petani Kopi Ini Kerjasama dengan Turki

Manusia diarahkan untuk hal-hal yang dapat memberi kemanfaatan. Jika kemudian ada manusia yang tidak mengarah kepada kemanfaaatan itu berarti manusianya bermaslaah.

Kemudian, jika merujuk pada pengalaman hidup masyarakat sehari-hari, nampak sepertinya jin dan manusia ini sering kali bersekutu atau berganti-ganti posisi. Di mana kadang-kadang mansuia berganti posisi seperti jin, dan sebaliknya jin seperti manusia.

Kasus penampakan misalnya jelas ini adalah jin yang tidak normal. Manusia juga mencar-cari penampakan sama dengan jin yang tidak normal tersebut.

Oleh karenanya sebagai manusia haruslah mengerti arti dasar manusia itu sendiri. Sehingga tidak kemudian menjadikan diri memiliki sifat-sifat yang ada pada mahluk seperti jin.***

Halaman:

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini