Jin dan Manusia Dua Makhluk Setara Disebut dalam Alquran, Ini Respons UAH

- 3 Desember 2021, 18:34 WIB
Ilustrasi manusia mencari penampakan jin. Menurut UAH hal itu betolakbelakang dengan kodrat jin yang tak terlihat.
Ilustrasi manusia mencari penampakan jin. Menurut UAH hal itu betolakbelakang dengan kodrat jin yang tak terlihat. /Pexels/Lennart Wittstock/

KLIKMATARAM - Manusia dan jin di dalam Alquran sering disebut bersamaan atau bersandingan. Biasanya yang disebut pertama adalah jin barulah kemudian manusia.

Misalnya, wa ma khalaqtul jinna wal insa illa liya'budun, Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Atau pada yaa ma’saroll jinni wall insi, wahai para jin dan manusia.

Penyebutan jin dan manusia secara bersamaan di dalam Alqur,an.

Menurut Ustadz Adi Hidayat atau UAH, ada 18 kali penyebutan jin dan manusia di dalam Alquran. Itu berarti jin dan manusia memang hidup berdampingan sebagai mahluk ciptaan Tuhan.

Baca Juga: Halo Generasi 80-an, Ini Tutorial Sarung Ninja Bisa Dipraktekkan Buat Nostalgia

Jin, jelas UAH, memiliki tiga makna, begitupun manusia juga memiliki tiga makna.

Jin dapat berarti yang tidak tampak (tersembunyi), jin juga bisa berarti tidak halus (kasar), dan jin juga bisa berarti tidak bermanfaat.

“Sebaliknya manusia itu berarti tampak, halus atau lembut, dan berguna atau bermanfaat. Nampak bahwa jin dan manusia berada pada kutub berhadap-hadapan. Jin tidak nampak, manusia tampak. Jin kasar, manusia halus atau lembut. Jin tidak berguna manusia berguna,” jelas UAH.

Makna saling berhadapan itu dapat dijelaskan pada kehidupan sehari-hari. Di mana jika jin tampak, berarti ada masalah atau ia keluar dari kodratnya. Begitu pula mansuia, jika tidak nampak berarti manusia yang tidak wajar. 

Begitupun, jin yang memiliki sifat kasar, bertemu manusia yang halus atau lembut maka menjadi berlawanan. Bisa jadi orang yang dirasuki jin (merasa) sangat tidak enak karena berlawanan dengan prinsip dasar.

Artinya sebagai mahluk yang halus atau lembut. Pada kenyataannya orang yang dirasuki pantaslah menjerit-jerit, teriak-teriak karena memang berlawanan dengan kehendaknya yang halus.

Baca Juga: Tembus Pasar Dunia, Petani Kopi Ini Kerjasama dengan Turki

Manusia diarahkan untuk hal-hal yang dapat memberi kemanfaatan. Jika kemudian ada manusia yang tidak mengarah kepada kemanfaaatan itu berarti manusianya bermaslaah.

Kemudian, jika merujuk pada pengalaman hidup masyarakat sehari-hari, nampak sepertinya jin dan manusia ini sering kali bersekutu atau berganti-ganti posisi. Di mana kadang-kadang mansuia berganti posisi seperti jin, dan sebaliknya jin seperti manusia.

Kasus penampakan misalnya jelas ini adalah jin yang tidak normal. Manusia juga mencar-cari penampakan sama dengan jin yang tidak normal tersebut.

Oleh karenanya sebagai manusia haruslah mengerti arti dasar manusia itu sendiri. Sehingga tidak kemudian menjadikan diri memiliki sifat-sifat yang ada pada mahluk seperti jin.***

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini