Inilah Cerita Awal Mula Kampung Selaq yang Terkenal di Lombok

- 3 Desember 2021, 12:17 WIB
Tempat yang biasanya disukai oleh penganut ilmu selaq
Tempat yang biasanya disukai oleh penganut ilmu selaq /Tangkap layar Lombok Misteri

KLIKMATARAM - Istilah selaq sudah tak asing lagi bagi masyarakat di Lombok. Beberapa sejarah kampung di masa lalu juga kerap dijuluki Kampung Selaq karena banyak warganya yang belajar ilmu selaq.

Mengapa disebut Kampung Selaq?

Berbagai sumber menyebut, konon dahulu kala di sebuah kampung, masyarakatnya banyak yang mempelajari ilmu selaq.

Di masa tersebut, masyarakatnya sering melakukan perang untuk memperebutkan penguasaan atas suatu wilayah.

Ilmu selaq itulah yang dipakai untuk menjaga diri. Masyarakat yang dilibatkan dalam peperangan itu adalah rakyat yang mengabdi pada keturunan kerajaan atau kedatuan.

Baca Juga: Bak Pembalap, Kadis Perindustrian NTB Coba Mobil Listrik Buatan SMK 3 Mirip Mobil Formula 1

Keluarga kerajaan tidak untuk berperang melawan musuh demi menjaga keberlangsungan garis keturunannya, mereka lebih banyak berperan mengurus pemerintahan.

Itulah mengapa mereka lebih memanfaatkan pengabdian rakyat untuk mengangkatnya sebagai pejuang perang.

Pada saat itu, tidak hanya dari kalangan pria saja, seluruh penduduk termasuk wanita dan anak-anak, juga turut serta mengambil peranan menjadi pejuang perang. Ilmu selaq itu dibekali setiap pejuang sebagai perisai diri.

Seiring perkembangan zaman, ilmu selaq tersebut pun masih melekat pada penduduk di desa itu.

Baca Juga: Perang Partai Politik di Surat Kabar Lombok Tempo Doeloe, Pendukung Parpol Serbu Kantor Redaksi

Meski ada atau tidaknya ancaman yang kini mengitari kampung tersebut, ilmu selaq itu tetap melekat pada pemiliknya dan ironisnya berlanjut secara turun temurun.

Salah seorang warga di Lombok Timur, Maha menceritakan kepada KlikMataram pada Jumat, 3 Desember 2021. Maha bertutur banyak tentang mitologi dunia selaq di NTB, khususnya di Lombok.

"Ada caranya diturunkan, namun keturunan akan lebih mudah," ungkap Maha yang kerap bergaul dengan penganut ilmu selaq ini.

Pemilik ilmu selaq ini tidak bisa berpaling dari kebiasaan aneh yang mulai menyelimuti jika dirinya tak kuasa mengendalikan diri.

Baca Juga: Begini Ucapan Ma’ruf Amin Soal Radikalisme yang Harus Dicegah Sejak Dini

Terkadang berubah menjadi sosok menyeramkan atau biasa disebut 'selaq ngeres' pada malam-malam tertentu.

Biasanya selaq banyak berkeliaran saat hujan pertama setelah musim kemarau. Selaq itu kerap terlihat berkawanan di jalan pada saat senja hingga subuh sebelum terbitnya matahari.

Makhluk itu berkumpul dengan bermacam gaya dan rupa. Tertidur berbantal lengan dengan beralaskan rambutnya yang terurai panjang.

Ada yang berdiri dengan posisi kepala di bawah. Ada juga yang bersandar di tembok dengan kaki tergantung di atas tembok.

Baca Juga: BUMD Itu Tidak Hanya Bisa Hasilkan Duit PAD, Tapi Bagi Bupati Lombok Timur Itu Tak Cukup, Kenapa?

Selaq ini biasanya tidak mengganggu namun senang menakut-nakuti dengan menampakkan perubahan wujud. Bila melihat makhluk itu merasa takut, konon akan semakin ditakuti oleh selaq itu.

Sejauh ini, belum ada kabar dari masyarakat kampung itu. Belum pernah ada korban hingga meninggal dunia oleh makhluk jadi-jadian itu.

Adapun bagi orang-orang tertentu yang terlibat hubungan misalnya, seperti berpacaran dengannya, hingga faktor dendam karena terlibat perseteruan, bisa saja dihantui terus menerus bahkan sampai-sampai disakiti.

Ilmu hitam itu kini telah menjadi hal menakutkan bagi pemegangnya karena terasa sulit bisa dihilangkan. Namun tidak menutup kemungkinan ilmu selaq bisa dibuang asalkan pemilik ilmu selaq tersebut memiliki tekad yang kuat.

Baca Juga: Surat Kabar Tempo Doeloe di Lombok, Polemik di Koran Jadul Sering Berujung Adu Jotos

Konon lagi ada cerita yang berkembang di tengah masyarakat bahwa ilmu selaq ini yang bisa menghilangkannya hanyalah kematian.

Keberlangsungan ilmu selaq akan terus mengalir melalui hubungan pernikahan kemudian kelahiran anak cucu dan seterusnya.

Pasalnya, calon istrinya itu dari keturunan selaq maka setelah menikah nanti, istri menjadikan suaminya sebagai tumbal atau calon selaq berikutnya.

Prosesi untuk menjadikan selaq membutuhkan ritual khusus. Calon selaq harus direbahkan telentang, kemudian dilangkahi sebanyak 7 kali.

Dengan catatan, calon selaq selama proses ritualnya itu tidak boleh mengangkat anggota badannya sedikitpun dari lantai.

Baca Juga: Kendaraan Dinas Wakil Bupati Lombok Tengah Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas

"Keturunannya akan lebih mudah mempelajari, namun jika keturunannya tidak mau mempelajari dan membuang ilmu itu juga bisa. Lari lagi kepada orangnya mau apa tidaknya," jelas Maha.

Cerita lainnya tentang pemilik ilmu selaq ini, di saat kematian yang sulit membayanginya. Pernah beberapa kali terjadi saat mereka diambang kematian, lidahnya harus dapat menyentuh lantai baru napasnya bisa terhenti. Karena jika tidak, maut itu tetap akan dirasakannya dengan kesakitan.

Tidak banyak orang yang bisa mengenali tanda-tanda orang penggelut ilmu selaq tersebut sejak pembauran warga pendatang mulai tinggal dan menetap.

Namun umumnya tanda yang lumrah yang hampir tidak bisa ditutupi keturunan mereka yaitu, dengan sinar merah di kening.

Baca Juga: Ini Resep dari Quraish Shihab Untuk Menghindar dari Radikalisme

Sinar merah itu biasanya akan muncul pada saat terbitnya matahari hingga menjelang siang. Mereka menjalani hari-hari dengan normal sebagai warga pada umumnya.

Hanya saja keanehan mereka biasanya akan tampak jika ada warga dari lingkungan dusun tersebut yang meninggal.

Para perasuk ilmu selaq ini akan berkumpul untuk mencari aliran air dari sisa pemandian orang yang meninggal.

Penganut ilmu selaq ini juga kerap berkumpul atau biasanya mereka sebut dengan Sangkep. Tidak untuk mengganggu, namun pertemuan itu untuk menghormati orang yang meninggal, juga untuk menambah kesaktian ilmu.

Keberadaan makhluk jadi-jadian ini memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat setempat di kampung itu.

Namun sekilas beberapa hari jika berkunjung ke kampung itu tak akan tampak adanya makhluk selaq tersebut.***

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini