KLIKMATARAM – Bagaimana sih hukum sholat dhuha berjamaah? bagaimana penjelasan ahli fiqih nya?
Berikut adalah rangkuman tentang hukum sholat dhuha berjamaah ringkas dan lengkap.
Penjelasan tentang hukum sholat dhuha secara berjamaah dibawah ini, dirangkum dari beberapa sumber kitab fiqih yang terkait, berikut ulasannya.
Pertanyaan terkait apakah boleh sholat dhuha berjamaah? Imam an-Nawawi berpendapat bahwa, sholat-sholat sunnat tidak disyariatkan dilaksanakan secara berjamaah.
Kecuali sholat Idul Fitri dan Idul Adha, sholat gerhana matahari dan bulan, sholat Istisqa’ (minta hujan). Demikian juga sholat Tarawih dan Witir.
Menurut pendapat al-Ashahh, sesungguhnya berjamaah afdhal dalam semua itu, adapun sholat-sholat sunnat yang lain seperti.
Sholat sunnat Rawatib bersama Fardhu, shalat dhuha, shalat sunnat mutlaq, tidak disyariatkan dilakukan secara berjamaah.
Artinya tidak dianjurkan, akan tetapi jika dilaksanakan secara berjamaah, maka hukumnya boleh alias mubah.
Tidak dikatakan makruh. Imam Syafi’I menyebutkan secara teks dalam Mukhtashar al-Buwaithi dan ar-Rabi’ bahwa.
Boleh dilaksanakan berjamaah, dalil bolehnya adalah banyak hadits dalam kitab Shahih, diantaranya adalah hadits ‘Itban bin Malik.
Sesungguhnya Rasulullah Saw datang ke rumahnya setelah panas terik, bersama Rasulullah Saw ada Abu Bakar. Rasulullah Saw bersabda:
“Di manakah engkau suka aku laksanakan sholat di dalam rumahmu?”. Maka saya tunjuk tempat yang saya sukai agar Rasulullah Saw sholat di tempat itu.
Rasulullah Saw berdiri, kemudian kami menyusun shaf di belakang beliau, kemudian Rasulullah Saw mengucapkan salam.
Kami pun ikut mengucapkan salam ketika beliau mengucapkan salam. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Ibadah sholat sunnat berjamaah bersama Rasulullah Saw juga berdasarkan hadits-hadits shahih dari riwayat Ibnu Abbas, Anas bin Malik, Ibnu Mas’ud dan Hudzaifah.
Semua hadits mereka ada dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, kecuali hadits Hudzaifah hanya ada dalam Shahih Muslim saja.
Baca Juga: Apakah Fungsi Sholat? Ternyata Banyak yang Belum Tahu, Berikut Penjelasan Lengkap dan Singkatnya
Sedangkan pendapat Imam Ibnu Taimiah bahwa, sholat sunnat terbagi menjadi dua:
Pertama, sholat sunnat yang disunnatkan untuk dilaksanakan secara berjamaah seperti sholat Kusuf (Gerhana Matahari), shalat Istisqa’ (minta hujan) dan shalat malam Ramadhan.
Sholat-sholat sunnat ini dilaksanakan secara berjamaah sebagaimana yang disebutkan dalam hadits.
Kedua, sholat sunnat yang tidak dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah seperti shalat Qiyamullail.
Baca Juga: Ternyata Boleh Sholat Menghadap Timur, Utara dan Selatan, Begini Hukum dan Penjelasannya
Sholat sunnat Rawatib, shalat dhuha, sholat sunnat Tahyatulmasjid dan sholat-sholat sunnat lainnya.
Sholat-sholat sunnat jenis ini jika dilaksanakan secara berjamaah, maka hukumnya boleh alias mubah, namun tidak dianjurkan.
Demikian ulasan ringkas tentang hukum melaksanakan ibadah sholat sunnat dhuha secara berjamaah.***