Ruwahan, Bentuk Akulturasi Budaya Masyarakat Jawa dan Islam

- 25 Maret 2022, 05:56 WIB
Masyarakat suatu desa di Jawa melaksanakan doa bersama di makam dalam tradisi Nyadran atau Ruwahan.
Masyarakat suatu desa di Jawa melaksanakan doa bersama di makam dalam tradisi Nyadran atau Ruwahan. /afi.iainsurakarta.ac.id/

KLIKMATARAM – Ruwahan atau dikenal juga dengan sebutan Nyadran adalah serangkaian kegiatan dalam tradisi masyarakat Jawa.

Ruwahan, khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta adalah untuk mendoakan orang tua dan leluhur yang sudah meninggal dunia.

Disebut Ruwahan karena rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan pada Bulan Ruwah dalam Kalender Jawa yang bertepatan dengan Bulan Sya’ban dalam Penanggalan Islam.

Baca Juga: Helly Shah Kenang Syuting Sufiyana di Kampung Muslim India di Bhopal, Kerap Hang Out Bersama Rajveer Singh

Nyadran atau Ruwahan itu kegiatannya, antara lain berupa kenduri dan pembacaan doa bersama, ziarah ke makam yang diisi dengan kegiatan membersihkan makam, menaburkan bunga, dan membaca doa.

Kenduri dan pembacaan doa bersama dilaksanakan dalam konteks komunal, biasanya dalam satu kampung atau desa. Sedangkan kegiatan ziarah ke makam biasanya merupakan kegiatan keluarga.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Meminta Negara Uni Eropa Membeli Gas dengan Mata Uang Rubel

Dikutip dari laman ngawikab.go.id kegiatan atau upacara Nyadran ini sesungguhnya merupakan salah satu tradisi masyarakat Jawa sejak zaman sebelum Islam.

Dengan kata lain hal ini merupakan kebiasaan atau ajaran dari agama asli masyarakat Jawa yang juga dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini