Kemenag Hadiah Bagi NU, Sumpah Pemuda dan Hilangnya Keteladanan Pemimpin

- 29 Oktober 2021, 12:46 WIB
Twibbon Hari Sumpah Pemuda
Twibbon Hari Sumpah Pemuda /twibbonize.com

Sosok–sosok yang teramat sederhana dalam kehidupannya walau jabatan tinggi melekat pada dirinya.

Kesederhanaan yang tidak mengurangi sedikitpun kehormatan dan kemuliaannya. Kesederhanaan yang menjadi pembungkus dari  pikiran cerdas dan gagasan–gagasan besarnya.

Sementara  pernyataan–pernyataan yang diucapkannya selalu bermakna dan banyak menjadi mutiara yang dikenang sepanjang masa.

Kita rindu sosok Bung Hatta, seorang wakil presiden yang hingga akhir masa jabatannya tidak mampu membeli sepatu yang diidamkannya.

Kita rindu sosok Muhammad Natsir, seorang perdana menteri yang mengenakan jas dengan tambalan di sana sini pada acara resmi yang dihadirinya.

Bagi para pemimpin itu sebuah pepatah kuno berbahasa Belanda menjadi pegangannya, leiden is lijden (memimpin adalah menderita). Sebuah sikap yang hari ini sungguh sulit kita temui pada sosok para pemimpin negeri ini.

Di mana kedudukan dan jabatan justru dipandang sebagai akses untuk berkuasa dan mengambil keuntungan atas berbagai sumberdaya yang diamanahkan pada dirinya.

Kepemimpinan tidak dimaknai sebagai jalan pengorbanan, tetapi menjadi kedudukan yang meniscayakan adanya reward kesejahteraan.

Jika semangat pengorbanan, kebersamaan dalam persatuan, dan sikap–sikap kenegarawanan yang menjadi contoh teladan semakin sulit kita dapatkan, masih mampukah kita serap terjemah Peringatan Hari Sumpah Pemuda?***

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x