Mengubah Paradigma Pendidikan Dasar

- 22 Oktober 2021, 15:07 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /KlikMataram/

Selanjutnya mengapa hal ini mendesak?

Banyak alasan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sebut saja yang umum kita lihat di masyarakat bahwa pendidikan kita jauh tertinggal, dengan Malaysia saja yang dulu mengimpor guru dari Indonesia sekarang sudah jauh lebih baik. Ini dibuktikan dengan IPM Malaysia lebih baik dari Indonesia.

Fokus Perubahan Paradigma

Secara khusus dapat dijawab dengan makin besarnya tantangan ke depan yang akan dihadapi oleh bangsa ini, pendidikan yang merupakan pilar untuk mencerdasakan kehidupan bangsa saat ini jauh panggang dari api. Pendidikan dasar yang merupakan akar dari pendidikan kita harus diubah cara pandangnya.

Pendidikan dasar harus menjadi perhatian semua pihak. Jika pendidikan dasar sudah berkualitas maka dengan sendirinya permasalahan pendidikan di atasnya seperti pendidikan menengah dan pendidikan tinggi akan lebih muda untuk diselesaikan.

Pendidikan dasar sejatinya adalah ruang bagi peserta didik untuk bermain, belajar menemukan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.

Teori konstruktivis menyatakan bahwa peserta didik sudah memiliki pengetahuan awal tinggal bagaimana pengetahuan-pengetahuan yang masih mentah itu dimatangkan oleh guru. Lebih tepatnya guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, yang menjadi fokus perubahan paradigma adalah proses belajarnya.

Kita, siapapun, tidak berhak mengagggap peserta didik adalah mereka yang tidak tahu apa-apa, sebagai guru jangan bersikap paling pintar dan menjadi sumber pengetahuan, ini kritik kepada guru-guru yang masih menggunakan cara mengajar seperti itu.

Vygotsky dan Bruner lewat zone of proximal development-nya dan scafolding menyatakan bahwa peserta didik membutuhkan orang-orang di sekitarnya untuk mengembangkan pengetahuannya.

Lebih tepatnya menjembatani peserta didik dalam mencari dan menemukan solusi pada permasalahan yang dihadapi. Biarkan peserta didik berkreasi dan berpikir sendiri terlebih dahulu lalu kemudian menemukan. Walaupun hal ini sepertinya sulit namun inilah awal untuk ke depan yang lebih baik.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini