Hoaks! Jejak Zat Kimia di Udara untuk Sebar Racun dan Penyakit

- 17 Februari 2022, 18:18 WIB
Jejak zat kimia di udara ramai dibahas netizen, padahal fenomena lintasan garis putih itu adalah vapor trail. Foto adalah lintasan garis putih di udara Kota Mataram, Lombok.
Jejak zat kimia di udara ramai dibahas netizen, padahal fenomena lintasan garis putih itu adalah vapor trail. Foto adalah lintasan garis putih di udara Kota Mataram, Lombok. /Klik Mataram/Bambang Parmadi/

Informasi seperti itu dalam situasi pandemi seringkali mudah dipercaya. Tapi apakah peringatan serupa layak dipercaya?

Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara menjelaskan fenomena tersebut.

Sebagaimana dikutip dari laman covid19.go.id, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU, Marsekal Madya TNI Indah Gilang Buldansyah, mengatakan jejak atau asap putih setelah pesawat terbang melintas adalah hal yang biasa.

Gejala tersebut merupakan hasil pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.

Ada juga yang menyebutnya sebagai vapor trails (jejak uap air). Jika bentuknya mulai melebar seperti awan, biasa disebut aviatus cloud.

Baca Juga: Naik Motor Nyasar Masuk Tol, Remaja Putri Ini Ditabrak Mobil Saat Putar Balik

“Dengan demikian klaim bahwa chemtrail adalah bahan kimia beracun, terlebih dikaitkan dengan meningkatnya kasus covid 19 varian omicron, adalah tidak benar dan termasuk berita yang menyesatkan,” jelas Kadispen TNI AU.

Senada dengan penjelasan di atas, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Edison Kurniawan, menyebut pengembunan udara tersebut dengan istilah Condensation Trails (Constrail).

“Itu merupakan peristiwa alam biasa sebagai akibat proses kimia fisika antara gas buang yang keluar dari engine (mesin) pesawat dengan suhu udara di sekitarnya,” jelas Edison.***

Halaman:

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini