Faisal Basri Tentang Pemindahan Ibu Kota Negara Baru: Ini Mimpi yang Harus Dihentikan

- 4 Februari 2022, 10:57 WIB
Faisal Basri berbicara tentang pemindahan ibu kota negara.
Faisal Basri berbicara tentang pemindahan ibu kota negara. //ANTARA/Wahyu Putro

"Jadi, manusia kita masih tercecer kualitasnya, macem-macemnya masih jelek. Lantas kita lupakan semua itu, bahkan ingin menyumbang peradaban dunia? Peradaban kita aja sedang turun," ujarnya.

Menurut dia, sikap pemerintah yang seolah mengabaikan masalah tersebut patut dipertanyakan. "Untuk rakyatnya aja belum beres, untuk dunia?" ujarnya lagi.

Lebih detil salah satu mantan calon gubernur pada Pilkada DKI tahun 2011 itu mengemukakan potret kondisi dan tantangan ekonomi yang dihadapi saat ini.

Antara lain pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan kecenderungan melambat, pendapatan nasional per kapita yang terus merosot dan juga kecepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang relatif lebih lambat dibandingkan negara-negara tetangga.

Selain itu, jumlah penduduk insecure (miskin, makin miskin, nyaris miskin, dan rentan miskin) masih lebih dari separuh jumlah penduduk, utang negara makin menggelembung dan semakin mengkhawatirkan.

Baca Juga: Limbah Tes Antigen Kotori Selat Bali, Sakti Wahyu Trenggono Angkat Bicara

Sementara berbarengan dengan itu ketidakpastian pandemi Covid-19 masih cukup tinggi. Muncul varian virus baru yang berpotensi menimbulkan pandemi gelombang ketiga.

Sehingga membutuhkan kesiapan pendanaan ekstra untuk melindungi rakyat dan pelaku ekonomi kecil.

Dalam kondisi negara yang tidak bisa dikatakan “sedang baik-baik saja”, lanjutnya, ini sangat patut dipertanyakan. "Apa urgensinya tindakan memindahkan ibu kota yang undang-undangnya sudah disetujui DPR itu, untuk apa dan untuk kepentingan siapa sebetulnya?" tandasnya.

"Ini memang mimpi besar, tapi dalam waktu yang sangat tidak tepat sehingga harus dihentikan," katanya.***

Halaman:

Editor: Dani Prawira

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x