Prediksi Tsunami Ditampik, Tapi BMKG Meminta Masyarakat Waspadai Potensi Bencana

- 12 Desember 2021, 12:56 WIB
Kompilasi data sejarah tsunami di Indonesia periode 1600-2021 oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami.
Kompilasi data sejarah tsunami di Indonesia periode 1600-2021 oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami. /Daryono Bmkg

 

KLIKMATARAM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menampik adanya isu prediksi gempa bumi yang diikuti tsunami di wilayah Indonesia, seperti isu tsunami di Cilegon. Namun BMKG meminta untuk tetap diwaspadai potensi bencana yang bisa saja terjadi kapan saja.

BMKG menyebut isu terkait tsunami itu tidak bermaksud untuk memprediksi, meskipun beberapa wilayah pernah dan berpotensi terjadinya bencana tsunami.

BMKG menyatakan telah memetakan beberapa wilayah dan daerah rawan bencana, terutama  tsunami di Indonesia.

Dalam keterangan resminya yang diterima KlikMataram pada Minggu, 12 Desember 2021 yang disiarkan oleh Bagian Humas BMKG, Muhammad Taufan dua pekan lalu menjelaskan terkait berkembangnya pemberitaan terkini di media mengenai potensi tsunami di Cilegon.

Baca Juga: Lee Se Young Aktris The Red Sleeve yang Berprestasi Sejak Kecil

Dalam hal ini BMKG, jelas Taufan, tidak bermaksud memberikan prediksi bahwa akan terjadi tsunami selama periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

"Cilegon hanya sebagai contoh, salah satu wilayah yang rawan dan memiliki potensi tsunami seperti halnya wilayah lain di Indonesia yang memiliki potensi dan catatan sejarah tsunami," kata Taufan.

Menurut BMKG, gempa bumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, namun demikian, tidak dapat dipastikan atau diprediksi dengan tepat, kapan waktu akan terjadi.

Baca Juga: Dunia Harus Berterimakasih Pada Mahakarya Tjokorda Raka Sukawati

"Catatan katalog tsunami BMKG menunjukkan bahwa di wilayah Indonesia sejak tahun 1608 sudah terjadi tsunami lebih dari 246 kali, sehingga kita semua patut waspada," beber Taufan.

Sementara itu, memasuki periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, BMKG juga menghimbau kepada seluruh mitra  lantor atau lembaga, pemerintah daerah dan stakeholder, serta masyarakat untuk terus memonitor perkembangan cuaca, iklim, dan gempa bumi.

Masyarakat juga perlu memantau peringatan dini kondisi ekstrem, baik cuaca, gelombang laut, iklim, dan tsunami dari BMKG melalui berbagai kanal resmi.

Baca Juga: Apa Arti Jari Tangan Nabi yang Dirapatkan Saat Ditanya Soal Anak Perempuan

BMKG juga meminta masyarakat dan instansi pemerintah untuk terus meningkatkan kewaspadaan di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana geo-hidrometeorologi.

"Perlu dipastikan bahwa informasi terkait kondisi Meteorologi, Klimatologi, Gempabumi, dan Tsunami dapat diakses ataupun diterima dengan cepat dan dipahami oleh operator transportasi, para stakeholder, sektor terkait, dan masyarakat," ungkapnya.

Prospek atau prediksi curah hujan di wilayah Indonesia pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022 di mana terdapat periode Natal dan Tahun Baru menunjukkan bahwa curah hujan pada umumnya berada pada kategori menengah hingga tinggi 100–500 mm per bulan.

Baca Juga: Fintech di Indonesia Diharapkan Bisa Bantu Pelaku UMKM, Apa Itu?

Menurut BMKG, berbeda dengan kondisi cuaca yang dapat diprediksi, kejadian gempa bumi dan tsunami belum dapat diprediksi.

Akan tetapi, BMKG menegaskan bahwa gempa bumi dan tsunami dapat dimodelkan potensi bahayanya dengan menggunakan skenario terburuk untuk acuan upaya mitigasi.

Dalam hal ini BMKG juga sudah memetakan tingkat bahaya sebagian besar pantai yang rawan terjadi tsunami di Indonesia.***

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini