KLIKMATARAM - Di tengah berbagai klaim dan pernyataan aparat pemerintah tentang keberhasilan event World Superbike (WSBK) yang dihelat di Sirkuit Mandalika menjadi pengungkit bagi pergerakan ekonomi masyarakat, ternyata masih yang merasa tidak ikut terungkit.
Bukan mereka yang berjarak seperti perkumpulan mahasiswa asal Pulau Sumbawa yang meneriakkan protes “Pulau Sumbawa Dapat Apa”, tapi ini adalah mereka yang berada paling dekat dengan Sirkuit Mandalika di Lombok Tengah tersebut.
Mereka adalah 16 kepala desa di Kecamatan Pujut, terutama 2 desa tempat keberadaan Sirkuit Mandalika, yaitu Kepala Desa Kuta dan Sukadana, serta 4 desa penyangga terdekat, yaitu Desa Sengkol, Mertak, Prabu, dan Rambitan.
Baca Juga: Hindari Berada di Kondisi Ini Jika Ingin Sehat Menurut Ilmu Feng Shui
Seluruh kepala desa se Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah tersebut menemui Gubernur NTB Zulkieflimansyah di Mataram untuk mengungkapkan kekecewaan dan tuntutanya.
Mereka kecewa atas perlakuan pemerintah dan ITDC saat berlangsung IATC dan WSBK belum lama ini. Saat pelaksaannya mereka tidak pernah diajak koordinasi padahal sejak satu tahun pertemuan intens mereka lakukan satu kali dalam satu bulan untuk mensukseskan acara tersebut. Malah saat acara berlangsung mereka seakan dicuekin.
Salah satu tuntutan mereka adalah pelibatan Badan Keamanan Desa (BKD), paling tidak sebagai tukang parkir. Terutama mengingat selama ini BKD sangat berperan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca Juga: Pemerintah Alokasikan Rp542,8 Triliun Untuk Anggaran Pendidikan 2022
“Kita (Kades) memohon BKD se-kecamatan ikut menjadi tukang parkir. Supaya memberdayakan masyarakat di sini. Setalah kita selidiki secara diam diam banyak dari luar,” ungkap Syukur, Kades Sukadana yang juga menjadi ketua Forum Kades se kecamatan tersebut.
Artikel Rekomendasi