Buntut Kasus Jagacala, Dyan Dilato Berbesar Hati, Mundur dari MGPA Siap Bantu Jika Diperlukan

- 16 November 2021, 20:19 WIB
Antusiasme penonton di Sirkuit Mandalika saat akan melihat balapan Idemitsu Asia Talent Cup
Antusiasme penonton di Sirkuit Mandalika saat akan melihat balapan Idemitsu Asia Talent Cup /Diskominfotik NTB

KLIKMATARAM – Karut-marut pascapenundaan race IATC di Sirkuit Mandalika Lombok tampaknya mulai bisa diurai. Persoalan jagacala (marshall track) dibenahi manajemen MGPA dan menjamin pelaksanaan event selanjutnya yakni WSBK berjalan sesuai rencana.

Di sisi lain, Dyan Dilato, Head of Operations Sporting Mandalika Grand Prix Assosiation (MGPA) yang mengundurkan diri pasca peristiwa itu, meluruskan beberapa hal terkait alasan dirinya mundur. Selain itu dia juga mengungkap mengenai kondisi jagacala sebenarnya.

Kepada Klik Mataram via telepon Selasa petang 16 November 2021, Dyan Dilato mengatakan dirinya mundur karena tak ingin persoalan berkepanjangan.

Baca Juga: Perhelatan WSBK di Sirkuit Mandalika Disiapkan 14 Ton Daging Sapi

Mengenai pernyataan tak bersahabat yang dinilai menyakitkan, Dyan Dilato mengungkap bahwa dirinya sama sekali tak bermaksud merendahkan apalagi menghina. Pernyataan terkait sumberdaya yang rendah dari individu yang bertugas sebagai jagacala, bukan pernyataan resmi terkait posisinya sebagai pejabat pengelola sirkuit.

“Ini ada adalah miskomunikasi, saya tidak pernah membuat pernyataan dengan niat menghina. Tidak. Lha yang ngajarin (jagacala) kan saya, yang mendidik saya. Cuma gara-gara ada beberapa orang marshall yang tidak fokus, tidak mengibarkan bendera. Dan itu terbukti di dalam race control,” jelas Dyan Dilato,

Dia mengungkapkan memang ada beberapa jagacala yang tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik pada saat balapan. Tapi itu bukan semata-mata akibat tidak memiliki skill. Melainkan faktor kekurangdisiplinan saja.

Selain itu memang ada faktor-faktor nonteknis seperti harus mendahulukan tenaga yang berasal dari lingkar sirkuit, membuat proses rekruitmen sedikit tertunda. Akan tetapi menurut Dyan Dilato masih biasa diatasi.

Sayanganya setelah beberapa jagacala dinyatakan lulus seleksi, waktu yang tersedia sangat terbatas. Sehingga dalam waktu tiga hari harus melaksanakan training. Satu kali training 300 orang.

Halaman:

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini