Putri Gus Dur Ingin NU Menjadi Pengayom Bagi Masyarakat di Papua

- 28 Oktober 2021, 18:47 WIB
Yenny Wahid bersama pengurus NU di Papua
Yenny Wahid bersama pengurus NU di Papua /KLIKMATARAM/

KLIKMATARAM - Warga Papua di tengah kontak senjata yang masih sering terjadi di di wilayah itu perlu mendapat perhatian dan pengayoman. Seperti keinginan ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU).

Minggu ini saja kembali terjadi Kontak senjata antara Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan TNI-Polri di Intan Jaya, Papua, pada Selasa malam, 26 Oktober 2021 lalu. Dua balita menjadi korban dalam baku tembak itu. Satu balita meninggal dunia dan seorang lagi mengalami luka.

Baca juga: Kontak Senjata Terjadi Lagi di Papua, Satu Balita Tewas, Satu Luka

Niat menjadi pengayom bagi warga Papua pernah dilontarkan, Yenny Wahid, putri KH Abdurrahman Wahid Presiden Republik Indonesia IV. Dalam kunjungannya ke Papau awal Oktober ini, dia menginginkan agar NU bisa menjadi pengayom bagi masyarakat, khususnya yang ada di Papua.

Yanny Wahid mengungkapn keinginannya itu saat napak tilas perjuangan Gus Dur di Papua. Dia menuturkan bertemu dengan banyak pengurus organisasi NU di Papua.

"Senangnya saya disambut hangat oleh sejumlah pengurus PWNU dan sejumlah pengurus Fatayat dan Muslimat yang merupakan salah dua organisasi badan otonomi NU," kata Yenny Wahid dalam akun media sosialnya dan dilihat KlikMataram pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Kunjungan Yenny Wahid ke papua itu pada Jumat sore, 1 Oktober yang lalu. Kehangatan sambutan dan keseruan yang dirasakannya saat ia dipakaikan topi burung cendrawasih.

"Serunya lagi saya sampai dipakaian topi cendrawasih sebagai simbol kehangatan warga Papua," ungkapnya.

Sebagian besar pengurus yang hadir dalam pertemuan itu adalah tokoh agama Islam di Papua yang aktif menggerakkan berbagai kegiatan-kegiatan keagamaan di Papua.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu, diisi dengan diskusi dan saling berbagi informasi dan pengalaman dari para Pengurus PWNU dalam menjalankan roda organisasi di tanah Papua.

"Saya ngobrol ringan dan mengajak seluruh kader dan pengurus NU di Papua untuk menyebarkan perdamaian yang inklusif," ujarnya.

Bagi Yenny, kultur di Papua sangat berbeda dengan di Jawa. NU sebagai muslim di Papua merupakan minoritas di antara agama-agama yang lain.

Oleh karena itu, menuritnya, penting bagi NU untuk menyebarkan perdamaian yang inklusif kepada seluruh anak bangsa yang ada di Papua.

"Saya mengingatkan bagaimana Gus Dur dulu mengayomi masyarakat Papua," tuturnya.

Lebih lanjut dia menyatakan bahwa dalam perintah agama Islam sangatlah jelas, perbedaan harus disikapi dengan rasa ingin tahu untuk saling mengenal dan menghormati, bukan untuk saling bermusuhan dan membenci.

Dituturkan Yenny, Ketua PWNU Papua Ustadz Tony Vivtor Mandawiri juga menyampaikan akan terus berkomitmen  menyebarkan nilai-nilai yang Gus Dur telah perjuangkan. 

Pihaknya juga mempunyai sekolah bersama gabungan beberapa organisasi masyarakat yang sudah berjalan sejak lama. Bahkan, terdiri mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

"Saya turut senang dan mengapresiasi. NU harus terbiasa mengelola perbedaan menjadi hal yang biasa dan lumrah, sehingga menciptakan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari" ungkap Yenny Wahid.***

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah