Hoaks! Jejak Zat Kimia di Udara untuk Sebar Racun dan Penyakit

17 Februari 2022, 18:18 WIB
Jejak zat kimia di udara ramai dibahas netizen, padahal fenomena lintasan garis putih itu adalah vapor trail. Foto adalah lintasan garis putih di udara Kota Mataram, Lombok. /Klik Mataram/Bambang Parmadi/

KLIKMATARAM- Jejak zat kimia di udara atau chemtrail berupa lintasan garis memanjang yang ditinggalkan pesawat udara, ramai dibahas di media sosial.

Netizen sebut lintasan garis itu jejak zat kimia di udara sengaja dilepaskan untuk menyebar racun dan penyakit pada penduduk yang dilalui lintasan garis.

Bahkan peringatan adanya jejak zat kimia di udara banyak juga dibagikan pengguna media sosial.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini: Pencarian Reyna Terus Dilakukan, Aldebaran Buat Selebaran

“Waspada! Akhir-akhir ini pesawat chemtrail sangat aktif di udara. Gejala keracunan chemtrail: demam, badan linu, batuk, diare, dan lain-lain. Jika anda sampai keracunan jangan minum paracetamol. Selalu sedia norit, VCO, air kelapa hijau.”

Itu salah satu pesan yang masih saja ada yang membagikan. Peringatan itu disertai gambar atau video yang memperlihatkan garis putih memanjang di udara.

Tak jarang unggahan itu menulis pula adanya konspirasi untuk tujuan tertentu yang membahayakan kehidupan manusia.

Sebelumnya unggahan yang juga menyebut adanya konspirasi pernah pula menghebohkan jagad maya. Yakni pada pertengahan tahun 2021 lalu, dan telah dibantah oleh pihak-pihak terkait termasuk para pakar di bidang penerbangan.

Baca Juga: Sinopsis My Sassy Girl NET TV Hari Ini: Saat Gyun Woo Cemburu Melihat Tuan Putri Digendong Pangeran

Informasi seperti itu dalam situasi pandemi seringkali mudah dipercaya. Tapi apakah peringatan serupa layak dipercaya?

Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara menjelaskan fenomena tersebut.

Sebagaimana dikutip dari laman covid19.go.id, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU, Marsekal Madya TNI Indah Gilang Buldansyah, mengatakan jejak atau asap putih setelah pesawat terbang melintas adalah hal yang biasa.

Gejala tersebut merupakan hasil pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.

Ada juga yang menyebutnya sebagai vapor trails (jejak uap air). Jika bentuknya mulai melebar seperti awan, biasa disebut aviatus cloud.

Baca Juga: Naik Motor Nyasar Masuk Tol, Remaja Putri Ini Ditabrak Mobil Saat Putar Balik

“Dengan demikian klaim bahwa chemtrail adalah bahan kimia beracun, terlebih dikaitkan dengan meningkatnya kasus covid 19 varian omicron, adalah tidak benar dan termasuk berita yang menyesatkan,” jelas Kadispen TNI AU.

Senada dengan penjelasan di atas, Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Edison Kurniawan, menyebut pengembunan udara tersebut dengan istilah Condensation Trails (Constrail).

“Itu merupakan peristiwa alam biasa sebagai akibat proses kimia fisika antara gas buang yang keluar dari engine (mesin) pesawat dengan suhu udara di sekitarnya,” jelas Edison.***

Editor: Muhammad F Hafiz

Tags

Terkini

Terpopuler