Metode Hisab Digunakan Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan Dulu Indonesia Ikut Ketentuan Negara Asia Tenggara

13 Februari 2022, 12:44 WIB
Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadan pada 2 April 2022, dulu Indonesia mengikuti ketetapan negara-negara Asia. Foto adalah islustrasi muslim di Singapura. /Pexels/Pavel Danilyuk/

KLIKMATARAM- Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadan mengunakan metode hisab. Yakni dengan perhitungan posisi matahari, bulan, dan bumi, untuk menentukan awal bulan baru.

Berdasarkan perhitungan (hisab) Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadan 1443 Hijriyah tahun ini bertepatan dengan tanggal 2 April 2022.

Hisab yang digunakan Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadan kini jauh lebih maju berkat teknologi modern seperti pemanfaatan sofware komputer.

Sofware melakukan perhitungan yang sangat presisi untuk menentukan dimulainya bulan baru.

Baca Juga: Fabio Quartararo Menyukai Atmosfer Lombok, Ini Promosi Gratis dari Para Rider

Selain metode hisab, ada beberapa cara menentukan dimulainya awal bulan baru. Satu yang paling populer di samping metode hisab adalah rukyatul hilal.

Metode ini mengamati atau melakukan observasi dengan memperkirakan munculnya bulan sabit muda atau unculnya hilal. Sewaktu hilal terlihat, itu adalah penanda masuknya awal bulan baru.

Penentuan tanggal 1 atau awal bulan untuk bulan-bulan penting dalam kalender Islam berkaitan dengan pelaksanaan ibadah.

Yaitu penetapan awa puasa Ramadhan, penetapan 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri, dan penentuan tanggal 10 Dzulhijjah untuk menetapkan Hari Raya Idul Adha yang berkaitan dengan ibadah haji.

Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan baru.

Rukyatul Hilal

Metode ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung untuk melihat munculny bulan sabit muda atau dalam khasanah Islam dinamakan hilal.

Awal bulan diketahui sudah masuk tanggal 1 apabila hilal terlihat. Metode ini juga menggunakan kaidah lainnya apabila hilal tidak terlihat. Yakni dengan istikmal atau menggenapkan jumlah bilangan hari dalam 1 bulan menjadi 30 hari.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 2 April 2022, Pernah Terjadi 5 Kali Perbedaan Awal Puasa

Istikmal sesuai fadits Nabi Muhammad Saw, “Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal) menjadi 30 hari."

Kaidah ini di Indonesia dianut oleh banyak organisasi Islam, dan menjadi dasar penentuan awal bulan oleh Badan Hisab Rukyat (BHR) di bawah Kementerian Agama.

Wujudul Hilal

Ini adalah penentuan awal bulan dengan dua kaidah. Yakni ijtimak atau konjungsi matahari di mana telah terjadi sebelum matahari terbenam. Dikenal dengan istilah ijtima' qablal ghurub.

Kemudian perhitungan saat bulan terbenam setelah matahari terbenam (moonset after sunset). Keadaan seperi itu pada petang hari dinyatakan sebagai awal bulan, tanpa perlu melakukan perhitungan sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam.

Imkanur Rukyat Mabims

Sebeum pemerintah RI melalui Kementerian Agama membentuk Badan Hisab Rukyat atau BHR pada tahun 1972, penentuan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri mengikuti Imkanur Rukyat.

Yaitu Musyawarah para Menteri Agama negara muslim Asia Tenggara. Mereka adalah Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura yang disingkat Mabims.

Ketentuan Mabims menganut kaidah bahwa awal bulan terjadi jika pada saat matahari terbenam, ketinggian (altitude) bulan di atas cakrawala minimum 2°, dan sudut elongasi (jarak lengkung) bulan-matahari minimum 3°.

Baca Juga: Twenty Five Twenty Episode 1: Pertemuan Pertama Baek Yi Jin dan Na Hee Do

Awal bulan juga bisa ditetapkan apabila pada saat bulan terbenam, usia bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.

Imkanur Rukyat mempertimbangkan kemungkinan terlihatnya hilal. Metode ini menjembatani metode rukyatul hilal dan metode hisab.

Beberapa kaidah lain dengan perhitungan tertentu dan observasi bulan sabit muda, juga berlaku dalam metode ini.***

Editor: Muhammad F Hafiz

Tags

Terkini

Terpopuler