Lebih dari 2 Ribu Huntap di NTB dan NTT Ditarget Rampung Maret 2022, Faktor Akses dan Cuaca Jadi Kendala

2 Februari 2022, 07:41 WIB
Ilustrasi Huntap yang ditarget rampung Maret 2022 di NTB dan NTT. Huntap dibangun lebih tahan bencana. /dok. pu.go.id

KLIKMATARAM - Penyelesaikan pembangunan hunian tetap atau huntap terdampak bencana Badai Siklon Tropis Seroja dan banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) pada April 2021 lalu ditargetkan rampung Maret 2022.

Program huntap untuk relokasi permukiman dilaksanakan sebanyak 2.214 unit rumah tersebar di 20 lokasi di NTT dan NTB. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa program huntap pada wilayah terdampak bencana di NTT dan NTB tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak.

Baca Juga: Beda Catatan Malaikat Soal Dosa dan Amal, Syekh Ali Jaber Jelaskan Ada yang Dicatat Langsung, Ada yang Ditunda

Tapi, sebagai upaya untuk membangun kembali permukiman baru yang tangguh terhadap bencana.

"Pendekatannya adalah build back better, lebih aman dari sebelumnya,” kata Menteri Basuki dalam pernyataan resminya.

Pembangunan untuk NTT meliputi Kabupaten Lembata 700 unit, Flores Timur (Adonara) 300 unit, Alor 386 unit, Sumba Timur 194 unit, Kota Kupang 173 unit, dan Kabupaten Kupang 169 unit.

Sementara untuk NTB tersebar di Kabupaten Dompu 107 unit dan Bima 185 unit. 

Baca Juga: ITDC Bisa Rekrut Tenaga Kerja 50.000 Orang, Tapi Ini Syaratnya

Penyelesaian pembangunan Huntap Pasca Bencana di NTT sebagaimana persetujuan Menteri PUPR, dilaksanakan dengan skema Kontrak Tahun Jamak (MYC) tahun 2021-2022.

Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana di NTT dan NTB Kementerian PUPR Widiarto mengatakan hingga pertengahan Januari 2022,  Direktorat Rumah Khusus, Ditjen Perumahan telah menyelesaikan hunian tetap di 2 lokasi sebanyak 223 unit.

Yakni, Desa Oyang Barang, Kabupaten Flores Timur 50 unit dan Desa Waisesa, Kabupaten Lembata 173 unit. 

Diharapkan sampai Februari dapat diselesaikan lagi 12 lokasi, sedangkan sisanya 6 lokasi yakni 5 lokasi di Kabupaten Alor dan 1 lokasi di Sumba Timur masih terkendala akses dan kondisi lokasi sangat sulit, terutama pada ketika turun hujan. Diharapkan seluruhnya selesai pada bulan Maret 2022. 

Baca Juga: Dengan Program Ini Kesulitan Air Bersih Teratasi, 203 KK Rasakan Manfaatnya, Tapi Mesin Sering Mati

Dukungan hunian untuk masing-masing penerima bantuan berupa rumah tipe 36 dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).

Di kawasan pembangunan hunian tetap juga dilengkapi prasarana pendukung. Seperti, sarana air bersih dan sanitasi (komunal), fasilitas umum dan fasilitas sosial, jalan lingkungan dan drainase.

Tak hanya itu, sambungan listrik rumah dan Penerangan Jalan Umum (PJU), dan tempat sampah yang disiapkan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya.

Selain dukungan prasarana di kawasan relokasi permukiman, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR juga mendapat penugasan untuk merehabilitasi fasilitas umum dan bangunan perkantoran terdampak Badai Siklon Tropis Seroja.

Baca Juga: Lebih dari 150 Ribu Tempat Tidur di Rumah Sakit Disiapkan Antisipasi Covid-19

Penanganan dikerjakan di 348 lokasi tersebar di NTT 339 lokasi dan NTB 9 lokasi meliputi rehabilitasi jaringan air minum, dan perbaikan atap/plafon gedung pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten/kota. 

Selanjutnya rehabilitasi prasarana pendidikan seperti Universitas Cendana, Politeknik Negeri Kupang, dan Politeknik Pertanian Negeri Kupang; perbaikan sarana ibadah.

Seperti gereja dan masjid/mushola; bangunan milik TNI seperti kantor Kodim, Koramil, dan asrama prajurit; bangunan milik Polri seperti Mako Brimob NTT, kantor, Klinik Teratai, dan barak prajurit.

“Kegiatan yang masih dalam penyelesaian untuk prasarana infrastruktur permukiman seperti jaringan air minum, sanitasi, jalan lingkungan di 18 lokasi diharapkan dapat selesai pada Februari atau selambatnya Maret 2022,” kata Widiarto.***

Editor: Dani Prawira

Tags

Terkini

Terpopuler