BMKG Ingatkan Potensi Subsiden Puncak Musim Hujan di NTB, Masyarakat Perlu Waspada!

1 Januari 2022, 12:49 WIB
Peta analisis sifat hujan pada dasarian ketiga Desember 2021. / BMKG Staklit Lobar

KLIKMATARAM - BMKG merilis kondisi terkini iklim di wilayah NTB. Curah hujan di wilayah NTB pada dasarian III Desember 2021 umumnya berada pada kategori Rendah 11-50 mm per dasarian hingga Tinggi 151-300 mm per dasarian.

Prakirawan Afriyas Ulfah dan I Gede Widi Hariarta di BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat menjelaskan curah hujan tertinggi terjadi di wilayah Donggo, Kabupaten Bima dengan jumlah curah hujan sebesar 328 mm/dasarian.

Sifat hujan pada dasarian III Desember  2021 di wilayah NTB secara umum bervariasi dari sifat Bawah Normal (BN) hingga Atas Normal (AN), dengan sebaran wilayah dengan sifat hujan Bawah Normal (BN) mendominasi Pulau Lombok, sebagian besar Kota Bima dan Kabupaten Bima serta Kabupaten Dompu.

Sedangkan sifat Atas Normal (AN) tersebar di sebagian kecil Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Kabupaten Sumbawa bagian tengah, serta Kabupaten Sumbawa Barat bagian selatan.

Baca Juga: Jangan Dulu Bepergian ke Tempat-tempat Ini Kalau Tidak Ingin Kena dan Tularkan Omicron

Monitoring hari tanpa hujan (HTH) Provinsi NTB umumnya dalam kategori masih ada hujan pada saat updating (0 hari) hingga sangat pendek, yaitu 1–5 hari yang terjadi hampir merata di seluruh wilayah NTB.

HTH terpanjang terpantau terjadi di wilayah Palibelo, Kabupaten Bima dan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa sepanjang 8 hari atau kategori pendek.

Saat ini indeks ENSO masih dalam kriteria La Nina yang terpantau sudah berlangsung selama delapan dasarian terakhir (Indeks ENSO terkini -0.85), kondisi La Nina diprediksi akan berlangsung hingga Juni tahun 2022.

Indeks Dipole Mode terpantau masih dalam kondisi IOD Netral (Indeks IOD terkini -0.24). Kondisi IOD diprediksi cenderung Netral hingga pertengahan tahun 2022.

Secara umum angin baratan sudah mendominasi wilayah Indonesia termasuk NTB.

"Angin Baratan diprediksi akan semakin aktif dan menguat hingga Januari–Maret 2022," katanya dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga: Lee Junho The Red Sleeve Dapat Penghargaan Aktor Terbaik MBC, Pidatonya Bikin Baper

Pergerakan MJO saat ini terpantau aktif di Fase 7 atau di sekitar Samudera Pasifik bagian Barat.

Anomali OLR menunjukkan adanya wilayah kering (subsiden) sehingga akan mengganggu pertumbuhan awan di wilayah Indonesia bagian barat hingga tengah hingga dasarian II Januari 2022.

Rata–rata anomali Suhu Muka Laut sekitar wilayah NTB saat ini terpantau dalam kondisi netral dan diprakirakan akan tetap netral hingga Maret 2022.

Pada dasarian I Januari 2022, terdapat potensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan (>20 mm) yang tinggi (>90%) dan terjadi di seluruh wilayah NTB.

Untuk probabilistik hujan dengan intensitas menengah (>50 mm/dasarian) memiliki nilai yang cukup tinggi (>80%) terutama di wilayah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah bagian selatan.

Baca Juga: Tagline Keren 4 Karakter Drama Tracer Ini Bisa Menginspirasi, Paling Mantap Kata-kata Hwang Dong Joo

Peluang hujan dengan intensitas >100 mm/ cukup kecil di wilayah NTB dengan nilai hanya <10 % - 20%.

Adanya potensi kondisi kering (subsiden) di wilayah Indonesia hingga dasarian II Januari 2022 tidak serta merta akan menghilangkan hujan.

Puncak musim hujan masih diprediksi terjadi pada bulan Januari 2022.

Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana hidrometeorologis yang dapat ditimbulkan seperti hujan lebat, angin kencang, banjir, potensi longsor, dll, yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal.***

Editor: Dani Prawira

Tags

Terkini

Terpopuler