Mengalihkan Hujan dengan Modifikasi Cuaca Dapat Mengganggu Ketersediaan Air Tanah

20 November 2021, 13:16 WIB
Upaya mengalihkan hujan secara berlebihan mengganggu pasokan air tanah. /pexels/Genaro Servin/

KLIKMATARAM – Terlalu sering mengalihkan hujan untuk keperluan kegiatan tertentu agar tak terganggu hujan lebat, berpengaruh kepada ketersediaan air tanah. Pengalihan hujan sebaiknya dilakukan dengan perhitungan ketat dan memperhatikan kebutuhan air tanah di area yang curah hujannya dipindahkan.

Terkait mengalihkan hujan ini, diberitakan sebelumnya, akun Facebook Gubernur NTB, H Zulkiflimansyah mendapat protes karena mengunggah foto aktivitas modifikasi cuaca demi WSBK dan IATC yang sedang berlangsung.

Upaya mengalihkan hujan itu dilakukan untuk menjamin kelancaran perhelatan balap dunia di Sirkuit Mandalika Lombok. Namun upaya itu diprotes salah seorang warga yang menulis komentar di unggahan akun Facebook Bang Zul Zulkiflimansyah.

Baca Juga: Kang Emil Beri Tiket Gratis Nonton WSBK Asalkan Hafal Pancasila

Salah satu netizen dengan akun bernama Sem Firdaus keberatan dengan modifikasi cuaca itu. Dia mengungkap ketudaksetujuannya di kolom komentar postingan H Zulkiflimansyah.

“Kami petani di sekitaran Mandalika pak. Kami butuh hujan, jangan dialihkan. Berarti bapak tidak adil,” tulisnya.

Komentar itupun langsung mendapat respons balasan dari netizen yang mendukung modifikasi cuaca. Sebagian besar netizen menyambut dan mendukung langkah-langkah demi menyukseskan perhelatan balap motor dunia itu.

Terkait Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengakui TMC berpotensi mengganggu pasokan persediaan air tanah apabila dilakukan berlebihan.

Baca Juga: Pejabat Pusat Ramai Mendatangi Lombok, Senggeger Sirkuit Mandalika Menjalar Sampai Jauh

Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar TMC BPPT, Tri Handoko Seto yang menjelaskan mengenai TMC untuk keperluan mencegah banjir Jakarta, baru-baru ini. Di mana upaya mencegah banjir dilakukan dengan menebar 2,4 ton garam di kawasan udara hingga Lampung Timur untuk mencegah curah hujan yang tinggi di kawasan Jakarta.

Dijelaskan pula, TMC tidak akan berpengaruh signifikan seperti terganggunya pasokan air tanah jika tidak dilakukan terus menerus.

Pasokan air tanah di daerah yang curah hujuannya dialihkan, akan terganggu apabila TMC dilakukan terus-menerus sepanjang tahun. Operasi TMC yang normal biasanya paling lama berlangsung selama dua bulan.

Itupun harus dengan berbagai perhitungan. Agar tidak menggangu pasokan air tanah, satu kali operasi TMC per hari, masih bisa ditoleransi.***

Editor: Muhammad F Hafiz

Tags

Terkini

Terpopuler