KLIKMATARAM - Kedudukan mitologi dalam alam pemikiran Sasak dianggap menempati posisi esensial. Seperti kisah yang diceritakan pemerhati budaya Sasak, Lalu Anggawa Nuraksi ketika ia sendiri berguru kepada TGKHM Zainuddin Abdul Madjid.
Ketika itu Anggawa Nuraksi sempat mengeluh bahwa seringkali TGKHM Zainuddin Abdul Madjid mengulang-ulang cerita mitologi sehingga membuat Anggawa protes.
“Saya datang ke mari untuk berguru agama bukan diceritakan mitologi-mitologi,” ujar Anggawa saat itu seperti diceritakan kepada KlikMataram, Senin 6 Desember 2021.
Baca Juga: Banjir dan Longsor di Lombok Barat, Bupati Perintahkan Semua Bawahannya Turun Membantu Masyarakat
Sejurus kemudian TGKHM Zainuddin Abdul Madjid sempat menggah (marah). “Ilmu agama nanti engkau dapat, tidak perlu saya ajarkan. Ini yang penting bagi umatku saya titip sama kamu,” ujar TGKHM Zainuddin Abdul Madjid kepada Anggawa saat itu.
Setelah lama Anggawa renungkan ternyata di samping mitologi-mitologi itu sebagai bentuk pengajaran orang Sasak sebelum agama Islam hadir juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menarik perhatian para pembelajar.
Sebelum memasuki bab-bab tertentu dalam pembelajaran para peserta didik diajak untuk berfantasi, diajak untuk memotivasi diri dengan cerita-cerita sehingga timbul semangat belajar yang tinggi dengan penuh penjiwaan.
Baca Juga: Polda NTB Dirikan Dapur Umum Untuk Korban Banjir Lombok Barat
Jadi sebelum fokus pembelajaran para jamaah atau peserta didik diberikan pendahuluan berupa hal-hal menarik untuk memberikan kesempatan otak relaksasi sehingga ketika pembelajaran dimulai para peserta didik dapat memfokuskan diri di dalamnya.
Artikel Rekomendasi