KLIKMATARAM - Suasana masa lampau ketika Maulana Syaikh TGKHM Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) baru-baru memulai dakwahnya ke berbagai tempat tidak serta merta dengan kondisi penuh fasilitas seperti saat ini.
Bagaimanapun ketika Belanda masih bercokol di nusantara, TGKHM Zainuddin Abdul Madjid sudah memulai mengajarkan ilmu agamanya ke masyarakat di sekelilingnya.
Mula-mula di sekitar Pancor terus ke tempat yang agak jauh sampai ke semua pelosok di Lombok pun didatangi untuk memberikan pencerahan ilmu agama Islam kepada masyarakat.
Baca Juga: Pulau Lombok Ternyata Sudah Jadi Tujuan Wisata Sejak Seratusan Tahun Lalu
Pada suatu hari di musim hujan, TGKHM Zainuddin Abdul Madjid hendak berangkat ke Majidi yang pada waktu itu belum ada jembatan penyeberangan untuk dengan mudah melewati sungai. Sehingga harus turun langsung ke sungai untuk melewatinya.
Pada saat berangkat ke Majidi hujan belum turun sehingga debit air sungai yang dilewati Maulana Syaikh masih kecil sehingga dengan mudah dilewati.
Sesampai di Majidi yang berada sekitar 4 km di sebelah selatan Desa Pancor, TGKHM Zainuddin Abdul Madjid pun menyampaikan pokok-pokok pengajiannya. Usai pengajian tiba-tiba hujan turun dengan sangat lebat sehingga tidak bisa langsung pulang ke Pancor.
Baca Juga: Lebih dari 100 Juta Penduduk Indonesia Sudah Mendapat Vaksinasi Dosis Lengkap
Baru setelah hujan agak reda ia bisa pulang. Namun sesampai di lintasan sungai air meluber tidak terkira besarnya. Tidak ada yang bisa melewati sungai lantaran airnya sudah meluap gara-gara tumpahan hujan yang baru saja turun.
Anehnya Maulana Syaikh dengan mudah melintasi sungai itu seperti yang diceritakan Amaq Sanusi yang kebetulan mengantar Maulana Syaikh sampai ke tepi sungai. Amaq Sanusi menceritakan ikhwal ini kepada Ustadz Maksum dari Jago, Praya, Lombok Tengah.
Baca Juga: Kemenkes Pastikan Omicron Belum Terdeteksi di Indonesia
Maulana Syaikh bisa berjalan di atas air sungai tanpa sedikitpun jubah yang dikenakannya basah. Begitulah karomah yang diberikan Allah SWT kepada hambanya yang sholih seperti yang dikutip dari kanal Youtube Pupung Widia Purnama. Kisah ini telah diposting setahun yang lalu dan telah ditonotn sebanyak 1,1 juta orang.***