Boleh atau Tidaknya Merayakan Maulid Nabi, Ini Penjelasan Buya Yahya

4 November 2021, 06:21 WIB
Buya Yahya. /Instagram @buyayahya_albahjah

KLIKMATARAM – Perbedaan tentang perayaan maulid nabi selalu menarik dibahas.

Begitu juga tentang acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia. Negara dengan beragam suku bangsa dan agama itu tidak pernah lepas dari persoalan dalam laku beragama.

Persoalan yang paling sering dibicarakan dan didebatkan adalah kesahihan atas keberadaan acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

Walaupun berkali-kali pembicaraan tersebut diulang-ulang di mana saja, baik di pengajian terbuka maupun di platform media online, persoalan itu masih saja dipertanyakan dan simpang siur dalam masyarakat.

Dalam hal tersebut, untuk menutup paham yang mengharamkan acara itu, agar masyarakat tahu kenapa Maulid Rasullulah SAW perlu diadakan. Inilah rangkuman KlikMataram yang diambil dari beberapa kanal Youtube kajian dari Buya Yahya.

Baca Juga: Gus Yaqut ke Deddy Corbuzier: Ummat Cepat Marah Akibat Belajar Sedikit Sudah Merasa Benar

Ada sebuah pertanyaan dilontarkan dalam pengajian Buya Yahya yang disiarkan di kanal Youtube Al-Bahjah TV, tanggal liris 24 Desember 2018 lalu. Perdebatan sering terjadi di wilayah saya tentang maulid nabi, bagaimana tanggapan Buya? Begitu isi pertanyaannya.

“Pelarangan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah pelarangan aneh. Dan selagi yang melarang itu ahli imam, itu bukan murni pelarangan maulid. Kalau memang betul ada yang dikatanya ulama mengatakan maulid nabi itu bid’ah, mungkin dia salah pandang apa sebenarnya maulid nabi,” buka Buya Yahya dalam menjawab pertanyaan itu.

Dia menjelaskan jika acara maulid adalah perayaan bagaimana memperbarui rasa gembira atas lahirnya Rasullullah SAW di dunia ini. Itu pun tidak terlepas dengan rasa syukur atas keberkahan Allah SWT.

Baca Juga: Benarkah Karya Seni Bikin Malaikat Takut ke Rumah? Berikut Tanggapan Buya Syakur

Apa yang dia jelaskan itu tidak hanya omongan belaka. Buya Yahya membenarkannya dengan pembuktiannya dalam Surat Yunus ayat 58, yang artinya: Katakanlah (Muhammad), ‘dengan karunia Allah dan rahmat-rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.’

Makanya, memurut Buya Yahya, sudah menjadi kewajiban umat Islam bergembira atas rasa syukur yang didapatkannya. Oleh sebab itu, tidak ada larangan bagi orang-orang yang ingin bergembira atas rahmat Allah SWT, yaitu baginda Rasulullah SAW.

Rasa syukur terhadap keberadaan nabi adalah kehormatan yang luar biasa. Atas dasar itulah Maulid dilaksanakan. Rentetan acara yang ada dalam maulid sesuai dengan syariat Islam.

“Apa sih yang ada dalam acara itu? Pertama, pengajiannya berisi dengan sejarah nabi, dan itu cara menguatkan iman, kemudian diajak membaca sholawat, berkumpul untuk berzikir kepada Allah, lomba tahfiz, sedekah. Semuanya kebaikan. Dari sisi mana mereka mengatakan itu bid’ah? Kecuali mereka salah paham,” jelasnya.

Baca Juga: Penjelasan Ustadz Abdul Somad Soal Hukum Kencing Berdiri

Kemudian dalam rilisan kanal Youtube Buya Yahya yang berjudul ‘Memulai Maulid Nabi di Rumah Sendiri’ ditayangkan pada 6 Agustus 2020 lalu.

“Merencanakan untuk maulid saja sudah menunjukkan cinta kepada nabi. Ajak sekeluarga di rumah, ajak anak-anak kita, mari maulid di rumah. Itu sudah mengajarkan kepada keluarga dan anak-anak mencintai baginda Rasullulah SAW,” jelasnya dalam video itu.

Selanjutnya, penjelasan dia di kanal Youtube Al-Bahjah TV yang dirilis pada 27 November 2019. Di menit pertama, sebuah pertanyaan terlontarkan kepada Buya Yahya, apakah Nabi juga merayakan maulid?

“Rasullullah tidak merayakan maulidnya sendiri seperti kita. Tapi Rasullulah contoh pada kita. Semua apa yang ada pada nabi perlu kita hadirkan. Dan salah satu cara untuk menghadirkannya dengan cara seperti ini,” jawabnya.

Berdasarkan dari pernyataan nabi bahwa pada hari Senin, nabi selalu puasa. Seorang sahabat bertanya pada beliau, kenapa berpuasa di hari Senin. Nabi pun menjawab, pada hari itulah baginda dilahirkan.

Baca Juga: Definisi Rasa Cinta Menurut Ilmu Otak

Jadi dengan seperti itu, maulid adalah sebuah kehormatan rasa syukur terhadap baginda.

“Semua sunah-sunah nabi kita hadirkan di acara ini, agar kita semua beramai-ramai mengenal beliau, mensyukuri keberadaan beliau. Sebab itulah acara ini mulia bagi kita,” ungkapnya.***

Editor: Dani Prawira

Tags

Terkini

Terpopuler