Teknologi Carbon Cool Dipakai untuk Penanganan Heat Stroke Bagi Jemaah Haji Asal Indonesia

- 28 Juni 2022, 08:12 WIB
Rompi dengan teknologi Carbon Cool dipakai untuk penanganan Heat Stroke bagi jemaah haji asal Indonesia.
Rompi dengan teknologi Carbon Cool dipakai untuk penanganan Heat Stroke bagi jemaah haji asal Indonesia. /dok. Kemenkes

KLIKMATARAM - Kementerian Kesehatan memanfaatkan teknologi carbon cool untuk dipakai jemaah haji asal Indonesia pada musim haji tahun 2022.

Carbon cool didesain menjadi set rompi penurun suhu untuk penanganan kasus heat stroke pada jemaah haji di Armuzna.

Rompi dari carbon cool ini selain digunakan jemaah haji juga akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: Daftar Wakil Tiap Negara dan Wakil Indonesia yang Berlaga di Malaysia Open 2022

Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana, rompi penurun suhu ini merupakan inovasi pelayanan kesehatan di musim haji 1443 H, untuk penanganan kasus heat stroke yang mungkin terjadi di musim haji 2022 ini.

Sebanyak 10 jaket sudah disiapkan untuk petugas, sementara 20 jaket disiapkan untuk pertolongan pertama pada jemaah heat stroke.

Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah Suzy Indharty mengatakan bahwa pengukuran suhu dan tanda vital jemaah menjadi parameter dalam penggunaan rompi set ini.

“Suhu diukur secara continues dan akan dihentikan setelah suhu pasien turun mencapai 38 derajat, untuk kemudian diberikan terapi standar lainnya,” ujar dr Suzy dikutip laman Kemenkes, Selasa 28 Juni 2022.

Baca Juga: Wisatawan yang Datang ke Taman Nasional Komodo Dibatasi, Simak yang Jadi Alasannya

Penggunaan tekno cool bukan tanpa sebab. Daya tahan dingin yang lama dan titik leleh menjadi alasan utama teknologi ini digunakan.

Carbon cool bisa bertahan 8-12 jam, jauh lebih lama dibandingkan dengan penggunaan es atau ice gel, tidak cepat mencair, dan tidak basah.

Dalam penggunaanya, pasien akan dipakaikan rompi lengkap dengan decker.

Ini untuk meredam saraf-saraf sensorik yang banyak di bagian tubuh terbuka yang tersengat matahari, yaitu bagian lengan, paha, dan betis.

Dalam keaadaan emergency, techno cool bisa langsung ditempelkan di tubuh pasien.

Koordinator Surveilans PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan Prof Rustika memastikan teknologi ini sangat dibutuhkan untuk penanganan heat stroke pada jemaah haji.

Baca Juga: Seorang PNS Asal Surabaya Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Kos di Mataram

Inovasi ini perlu mendapatkan dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional agar dapat digunakan secara massal.

Pengembangan penelitian selanjutnya dilakukan berkolaborasi dengan BRIN, bagaimana bisa digunakan selanjutnya.

Sebab, cuaca terlalu panas di Arab Saudi mencapai 50-60 derajat Celcius dan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas heat stroke dan komplikasinya.***

Editor: Dani Prawira

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini