Drakor The Red Sleeve Eps 8 Tabir yang Tersibak

- 9 Desember 2021, 16:18 WIB
Drakor The Red Sleeve Episode 8.Tabir yang Tersibak.
Drakor The Red Sleeve Episode 8.Tabir yang Tersibak. /AsianWiki/Klik Mataram/

KLIKMATARAM - Drakor The Red Sleeve adalah seri televisi Korea Selatan yang dibintangi oleh Lee Jun ho, Lee Se Young, dan Kang Hoon.

Saat ini tengah ditayangkan di MBC setiap hari Jumat dan Sabtu pada pukul 22.00.

The Red Sleeve berlatar kisah sejarah Kerajaan Jonseon tahun 1700 an. Menceritakan drama percintaan antara putra mahkota dengan pelayan istana.

Saat ini Red Sleeve sudah mencapai episode ke-9.

Berikut ini kisah Red Sleeve diulas untuk Anda pembaca setia Klik Mataram.

Malam itu Duk Im, pelayan putra mahkota dipanggil ke kediaman kepala pelayan, Lady Jo. Dengan penuh tanda tanya Duk Im menghadap.

Baca Juga: Sabu dan LSD Diselundupkan di Spare Part Kendaraan

"Bisakah kau menjadi selir putra mahkota, menjadi mata dan telingaku mengawasi putra mahkota," ujar Lady Jo mengenggam kedua tangan Duk Im.

Alasan Lady Jo supaya bisa menjaga calon raja tersebut agar tidak berubah menjadi gila seperti mendiang ayahnya. Tapi yang sebenarnya bukan itu, dia punya misi tersembunyi.

Dengan perlahan, Duk Im menarik kedua tangannya.

"Aku yakin tak perlu seperti itu. Aku percaya putra mahkota akan menjadi raja yang hebat," ujarnya dengan tegas menolak tawaran itu.

Duk Im sebenarnya mencintai putra mahkota Yi San. Tapi dia menolak dijadikan kaki tangan Lady Jo yang di mata Duk Im memiliki niat tidak baik.

Penolakan Duk Im membuat Lady Jo marah. Dia memerintahkan para pelayan menggeledah kamar Duk Im mencari sesuatu yang bisa dijadikan alasan menghukumnya.

Dalam kamar Duk Im ditemukan sebuah buku milik mendiang Permaisuri Yeong. Buku itu berjudul pelajaran moral bagi wanita yang ditulis sendiri oleh sang permaisuri.

Permaisuri Yeong awalnya seorang pelayan kerajaan yang kemudian dijadikan selir raja. Dia lantas melahirkan seorang anak lelaki yang kemudian diangkat menjadi putra  mahkota.

Namun sayang sang putra mahkota dibunuh. Dia lantas digantikan oleh anaknya Yi San menyandang status putra mahkota. Selir Yeong kemudian diangkat menjadi permaisuri hingga dia meninggal.

Buku itu kemudian disita. Duk Im dituduh mencurinya dari kediaman mendiang Permaisuri Yeong.

Kasus tuduhan pencurian lantas ditangani oleh Ratu. Duk Im menolak tuduhan bahwa dia mencuri buku itu. Dia mengatakan buku itu diberikan sendiri oleh Raja saat Duk Im masih berusia anak-anak.

Sayangnya Duk Im tak punya saksi akan hal itu. Dia nyaris dijatuhi hukum mati jika saja putra mahkota tak datang melerai.

Saat itu putra mahkota meminta agar hukuman mati diganti menjadi pengasingan.

Namun Duk Im menolak hal itu. Dengan kerendahan hati dia meminta kebijaksanaan dari sang Ratu. Dia meminta agar hal itu dapat diklasifikasi kepada sang raja.

"Engkaulah adalah ibu dari seluruh rakyat Jonseong. Saya memohon agar diberikan kesempatan untuk bertemu Raja," ujar Duk Im sambil berlutut.

Walaupun sempat menunai keberatan dari Yi San karena mempertimbangkan kesehatan sang Raja, namun Ratu kemudian membawa perkara itu ke sang Raja.

Raja diketahui sedang mengidap Dimensia alias pelupa. Yi San meragukan Raja dapat mengingat kejadian itu.

Baca Juga: Dugaan Gendam pada Kasus Copet Tarik Hape dari Saku Orang Wuduk di Masjid

Awalnya Raja malas menanggapi perkara itu dan mengatakan sama sekali tak mengingatya. Raja dengan enteng dia menyuruh Ratu memberikan hukuman amputasi saja.

Namun Yi San memohon kepada Raja agar tidak melakukan itu.

Raja lantas mengalah. Dia meminta Duk Im untuk mendekat dan menceritakan detail kejadian saat dia memberikan buku itu.

Duk Im lantas bercerita sewaktu dia mendatangi kediaman Permaisuri Yeong. Waktu itu, Duk Im diminta oleh kepala Pelayan Lady Jo untuk menyampaikan bela sungkawa.

Kejadian itu berlangsung pada tahun 1726. Pada malam itu, Duk Im menyusuri jalan yang  temaram. Di sisi kanan kirinya ditumbuhi pohon yang berjajar di sepanjang jalan dengan lampu yang terikat di setiap batang pohon untuk memberi cahaya.

Duk Im memasuki rumah permaisuri yang kosong. Dia mendapati sang permaisuri sedang terbaring kaku di ranjangnya.

Saat itulah tak berapa lama Raja dan prajuritnya memasuki halaman rumah permaisuri. Raja menyusul masuk ke kamar.

Di sana dia mendapati Duk Im sedang bersujud. Raja kemudian mengajaknya berbicara.

Raja yang sebenarnya berhati lembut dan bijaksana itu lantas memberikan sebuah buku pada Duk Im. Buku itu berjudul pendidikan moral bagi wanita yang ditulis sendiri oleh sang permaisuri.

Sambil mengulurkan tangannya, sang raja mengatakan mungkin nasib Duk Im akan sama dengan nasib penulis buku itu.

Namun tentu saja adegan yang itu tidak diceritakan oleh Duk Im.

Putra Mahkota Yi San yang mendengar cerita itu menjadi kaget. Karena di malam itu dia juga menuju kediaman permaisuri Yeong. Yi San bertemu dengan seorang perempuan muda yang menemaninya.

Cerita Duk Im mengungkap bahwa mereka pernah bertemu sejak kecil. Namun Duk Im sama sekali tak menyinggung pertemuan itu kepada Raja.

Kisah Duk Im membuka kembali ingatan Raja akan masa lalu. Memorinya teringat kembali pada sang permaisuri yang dicintainya. Raja menyeka air matanya.

Duk Im berhasil membuat Raja mengingat peristiwa pemberian buku itu. Sehingga membuatnya dibebaskan dari tuduhan pencurian.

Baca Juga: MotoGP Tahun Depan, Homestay Harus Bisa Menyajikan Makanan Eropa

Setelah keluar dari ruangan Raja, putra mahkota Yi San menghampiri Duk Im.

"Apakah saat kau ke rumah permaisuri Yeong kau bertemu dengan seorang," Yi San bertanya pada Duk Im yang menjawabnya dengan balik tanya bagaimana dia mengetahui ha ltu.

Yi San baru saja ingin menjawab namun Ratu dan rombongannya melintas di depan mereka. Duk Im lantas berpamitan.

Seseorang yang dimaksud Yi San adalah dirinya. Malam itu Yi San juga mendatangi rumah permaisuri untuk memberikan penghormatan. Sebenarnya sang Raja telah melarangnya, namun Yi San bersikeras mengunjungi jenazah sang nenek yang dicintainya.

Dalam perjalanan dia bertemu Duk Im, saat itu mereka tak sempat berkenalan satu sama lain. Sehingga Duk Im tidak mengetahui bahwa anak yang bersamanya adalah seorang putra mahkota.

Begitu juga putra mahkota tak menyadari bahwa anak yang bersamanya adalah Duk Im.

Saat raja memasuki ruangan jenazah permaisuri, putra mahkota langsung kabur lewat jendela dibantu oleh Duk Im. Naas bagi Duk Im dia tak sempat meloloskan diri sehingga memilih meringkuk di samping jenazah hingga bertemu sang raja.

Putra mahkota yang sebelumnya sudah menaruh hati pada Duk Im semakin mencintainya tatkala dia menyadari bahwa yang menyelamatkan malam itu adalah Duk Im.

Siang itu Duk Im sedang berada di sebuah taman sendirian. Tanpa dia sadari Yi San telah berdiri di sampingnya.

"Apakah kau mengetahui nama anak itu," dia bertanya pada Duk Im.

Duk Im yang terkejut melihat kedatangan putra mahkota lantas terdiam. Matanya menatap Yi San. Mulutnya kemudian setengah terbuka. Dia teringat anak itu menyebutkan nama San ketika berbicara pada mendiang neneknya. Sadarlah dia bahwa anak itu adalah putra mahkota.

Mereka hanya dapat saling menatap takjub satu sama lain. Hati keduanya kini semakin terpaut karena cinta.***

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini