KLIKMATARAM - Adanya anak-anak yang menjadi penunggang kuda atau joki cilik di NTB, khususnya Pulau Sumbawa, masih menuai kritikan dari sejumlah pihak dan pemerhati anak.
Keberadaan joki cilik tersebut di arena pacuan kuda tradisional di NTB ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah untuk dicarikan solusi dan cara menghentikannya.
Diketahui peran joki anak atau joki cilik di arena pacuan kuda tradisional di NTB sudah menjadi sebuah budaya khususnya di Sumbawa.
Baca Juga: Loang Baloq Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022, Kemenparekraf Akan Lakukan Penilaian
Gubernur NTB Zulkieflimansyah dalam beberapa kesempatan, menyatakan tidak setuju dengan adanya joki cilik dalam budaya pacuan kuda tersebut.
Namun, dirinya menjelaskan bahwa pacuan kuda tradisional, sudah sejak dahulu melekat jokinya oleh anak-anak, sehingga menjadi tradisi yang telah mengkultur di tengah masyarakat. Maka dibutuhkan proses untuk mengubahnya.
"Memperbaiki tradisi tidak bisa serta merta, tapi butuh proses," kata Bang Zul sapaan Gubernur NTB.
Lebih lanjut jelas Zul, bahwa ia sering melihat pacuan kuda di luar negeri. Sehingga ditegaskannya bahwa tidak setuju dengan adanya joki cilik.
Baca Juga: 8 Ekspresi Populer dalam Bahasa Inggris Agar Bicaramu Seperti Native Speaker
Artikel Rekomendasi