5 Hari Pascabanjir Bandang Warga Dusun Karang Telage Masih Tinggal di Tenda Pengungsian

- 11 Desember 2021, 07:12 WIB
Beberapa orang anggota relawan dari Laznas Dewan Dakwah NTB bersama relawan TDA Mataram membuat toilet darurat bagi masyarakat korban banjir di Dusun Karang Telage, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat
Beberapa orang anggota relawan dari Laznas Dewan Dakwah NTB bersama relawan TDA Mataram membuat toilet darurat bagi masyarakat korban banjir di Dusun Karang Telage, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat /KlikMataram/Bambang Parmadi/

KLIKMATARAM - Banjir bandang yang menerjang sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat telah menimbulkan banyak dampak pada masyarakat yang terpapar.

Beberapa wilayah yang dilanda banjir bandang pada Senin 6 Desember 2021 di Kabupaten Lombok Barat terutama di Kecamatan Gunungsari dan Kecamatan Batulayar masyarakatnya sudah mulai berbenah dan menangani dampak yang ditimbulkan oleh banjir tersebut.

Tetapi ketika banyak masyarakat terdampak banjir bandang sudah mulai membenahi rumahnya, 40 kepala keluarga di Dusun Karang Telage, Desa Senteluk, Kecamatan Batulayar belum bisa melakukan apa-apa karena rumahnya masih tergenang air.

Bahkan lebih seratus warga yang mendiami pemukiman di dekat kawasan wisata tersebut masih harus tinggal di tenda pengungsian.

Baca Juga: Bangga Rasanya Desa Sesaot Raih Penghargaan Penerapan CHSE Terbaik 4 Nasional

Pemukiman di sebelah pantai yang sekarang dikenal dengan nama Pantai Tanjung Bias tersebut posisi tanahnya memang lebih rendah dari ketinggian tanah di pantai dan tidak terdapat saluran untuk membuang airnya ke laut, sehingga butuh waktu yang lebih lama untuk bisa surut.

Walaupun tinggi air yang menggenangi rumahnya hanya beberapa sentimeter, tetapi dengan perabotan termasuk tempat tidur yang masih basah membuat mereka masih harus tidur di tenda pengungsian.

Baca Juga: Bejat! Pemerkosa Belasan Santriwati di Bandung Diminta KPAI Agar Dihukum Kebiri

Jarak dusun ini dengan Pantai Tanjung Bias kurang lebih 200 meter. Sesuai namanya di dusun ini terdapat dua telaga yang luasnya sekitar 2 hektare. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan karena kondisi yang demikian ini mereka belum bisa bekerja melaut sebagaimana biasanya.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini