Belajar dari Letusan Gunung Semeru, Ini Pentingnya Mitigasi Risiko Bencana

- 6 Desember 2021, 06:14 WIB
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru
Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru /dok Kusnadi

KLIKMATARAM - Gunung Semeru disebut sebagai atap dari Pulau Jawa karena gunungapi aktif ini merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 Mdpl.

Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengda NTB, Kusnadi mengatakan, selain potensi wisata alamnya yang luar biasa, Gunung Semeru tentunya sebagai gunungapi aktif, memiliki potensi bencana.

Letusan itu memiliki potensi bahaya primer berupa jatuhan batu pijar, awan panas, lava, gas beracun dan debu vulkanik atau potensi bahaya sekunder seperti lahar hujan dan banjir bandang.

Baca Juga: Bantuan Obat-obatan, Masker, dan Alat Kesehatan Lainnya untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Kejadian letusan Semeru hari Sabtu sore, tanggal 4 Desember 2021 itu seperti yang selama ini sering terjadi berupa letusan yang menghasilan abu vulkanik dan aliran lahar hujan.

Kata Kusnadi, letusan Semeru kali ini bukan hanya menghasilkan abu vulkanik biasa atau lahar hujan tapi juga menghasilkan awan panas guguran yang kecepatannya mencapai 200 km/jam, sehingga berdampak parah bagi daerah yang dilaluinya.

Peristiwa letusan Gunung Semeru mestinya bisa dijadikan pengalaman. Menurut Kusnadi, dari sini, masyarakat perlu belajar bahwa potensi bencana gunungapi itu bersifat multi bukan single atau double.

Baca Juga: Kemensos Bagi-bagikan Bantuan Korban Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Walaupun, jelas Kusnadi, secara umum sering terjadi satu jenis bahaya gunungapi di satu daerah bisa saja terjadi bahaya jenis yang lain, apabila ada faktor lain yang mendukung.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah