Network
KLIKMATARAM – Isu kekerasan berbasis gender online (KBGO) turut dibahas dalam Feminits Festival 2021. Festival yang sebagian besar diikuti para perempuan itu diselenggarakan secara daring dari tanggal 26 sampai 28 November 2021.
Dalam festival tersebut terungkap jumlah kasus KBGO cukup tinggi di Indonesia. Hal ini terlihat dari catatan Komnas Perempuan sepanjang tahun 2020 bahwa terdapat 940 kasus KBGO.
KBGO bentuknya bermacam-macam, salah satunya adalah doxing, yakni penyebaran informasi pribadi dan penyebaran konten tanpa persetujuan.
Baca Juga: Optimistis Pandemi Terkendali di Tahun 2022, Ini yang Dilakukan Kemenkes
Menanggapi hal tersebut, diskusi Bystander di Dunia Digital menjelaskan mengenai metode intervensi saksi 5D. Dalam diskusi tersebut menghadirkan fasilitator dari Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA), Monica Devina, sebagai pembicara.
“Metode intervensi saksi 5D ini sebelumnya, digunakan untuk kasus kekerasan offline, tapi untuk KBGO kita bisa mengadaptasinya. D yang pertama adalah Ditegur, kita menegur pelaku secara langsung, kemudian Dialihkan salah satu contohnya di medsos adalah membajak keyword atau hashtag untuk menimbun konten KBGO,” ujar Monica.
Lebih lanjut Monica mengatakan D selanjutnya Ditenangkan. “Artinya kita mengecek keadaan korban, tawarkan apa yang bisa kita bantu, bisa tawarkan menggunakan carilayanan.com,” katanya lagi.
Monica mengungkapkan lagi,D selanjutnya Dokumentasikan. “Bisa di-screenshot atau direkam KBGO yang terjadi sebagai bukti, selanjutnya Dilaporkan, bisa menggunakan fitur report atau bisa laporkan ke awaskbgo SAFEnet,” jelas Monica lagi.
Feminist Festival 2021 disambut antusias masyarakat Indonesia.
Artikel Rekomendasi