Rencana Reuni 212 Tidak Diikuti FPI, Desak Pembebasan HRS dan Soroti Kasus 6 Laskar FPI

- 28 November 2021, 12:12 WIB
Peserta aksi reuni 212 di Monas, Jakarta, tiga tahun lalu.
Peserta aksi reuni 212 di Monas, Jakarta, tiga tahun lalu. /Antara/Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO

KLIKMATARAM – Meski sudah ada kabar Polri tidak akan menerbitkan surat tanda terima pemberitahuan pengumpulan massa terkait rencana reuni 212 awal Desember, rencana tersebut masih terus dimatangkan panitia reuni.

Wakil Sekjen Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin sebagaimana dikutip dari Pikiran-Rakyat.com,  Minggu 28 November 2021, kembali mengungkap rencana reuni kepada wartawan.

“Insya Allah jadi untuk reuni akbar 212 dan untuk tempat seperti biasanya di Monas,” jelas Novel Bamukmin yang juga mengatakan reuni akan dihadiri 7 juta orang.

Baca Juga: Begini Amanat TGB Zainul Majdi Saat Tausiyah Kebangsaaan di Bali

Diberitakan media massa sebelumnya, panitia reuni telah menyampaikan surat pemberitahuan rencana kegiatan itu kepada Kepolisian RI. Tetapi Polri tidak menerbitkan Surat Tanda Terima (STP) Pemberitahuan. Jika polisi telah menerbitkan STP, barulah aksi dapat dilaksanakan.

Selain itu dibutuhkan izin keramaian karena melibatkan pengumpulan massa dalam jumlah besar. Surat izin tersebut juga tidak diterbitkan kepolisian karena pandemi Covid-19.

Di lain pihak, Novel Bamukmin menjelaskan bahwa panitia telah menyusun sejumlah isu yang menjadi tuntutan peserta reuni. Tuntutan utama adalah dibebaskan Habib Rizieq Shihab (HRS). Selain itu, reuni juga akan menyuarakan kasus penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI).

Dijelaskan juga, reuni tersebut tidak akan diikuti organisasi yang sudah dinyatakan dilarang oleh pemerintah. Yaitu Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbuttahrir Indonesia (HTI).

Sementara itu diperoleh juga kabar, reuni akan mengubah konsep acara agar kegiatan itu dimungkinkan terlaksana. Ketua panitia reuni, Eka Jaya, mengatakan konsep acara reuni akbar akan diubah dengan aksi super damai bila tak mendapat izin.

Baca Juga: Ketua MPR Bambang Soesatyo Kecelakaan Saat Jajal Sirkuit, Mobil Seharga 7 Miliar Ringsek

Mengenai perubahan konsep acara, dikatakan Eka Jaya lebih lanjut, meskipun nanti diubah menjadi aksi super damai, namun tetap ada orasi dari mobil komando sebagaimana biasa dalam aksi-aksi sebelumnya.

“Kalau memang izin tidak diberikan juga, kami akan melakukan aksi damai atau aksi super damailah," kata Eka Jaya kepada wartawan.

Jika mendapat izin dari polisi, akan didirikan panggung orasi permanen sebagai pusat reuni dengan kegiatan-kegiatan keagamaan.

"Acara-acara yang sudah kami lakukan seperti tausiyah, ceramah agama, maulid dan juga seni musik yang bernuansa islami untuk menyejukkan melepas kangen kawan-kawan alumni," kata Eka Jaya.***

Editor: Muhammad F Hafiz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x