Lonceng Kebebasan dan Monumen Washington yang Mirip Monas

- 19 Oktober 2021, 08:29 WIB
Lonceng Kebebasan Amerika Serikat
Lonceng Kebebasan Amerika Serikat /Facebook Sri Mulyani Indrawati/istimewa/

KLIKMATARAM - Berkunjung ke Amerika Serikat (AS), di pintu masuk gedung Kementerian Keuangan terdapat sebuah lonceng raksasa dinamakan Liberty Bell atau Lonceng Kebebasan. Ada juga sebuah bangunan yang ternyata memiliki sejarah yang sama menariknya dengan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.

Benda Ini adalah replika dari Liberty Bell asli yang berada di Pennsylvania. Lonceng itu menjadi lambang Kemerdekaan Amerika Serikat yang dibunyikan pada saat deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat Juli 1776.

"Cerita menarik mengenai Keuangan AS dikaitkan semangat kemerdekaannya. Waktu Perang Dunia Pertama 1914-1918, AS butuh biaya perang sangat besar. Sumber dana perang hanya tiga: (1) Memungut dan menaikkan pajak, (2) Utang, atau (3) Mencetak uang yang tentu menimbulkan inflasi," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Indonesia, Sri Mulyani Indrawati yang dilihat KlikMataram di akun media sosialnya, Selasa 19 Oktober 2021.

Dia menuturkan, Menkeu AS waktu itu William McAdoo yang sekaligus Ketua Bank Sentral (Federal Reserve), memutuskan pendanaan perang 1/3 berasal dari pajak dan 2/3 berasal dari utang. Pajak progresif dinaikkan, bahkan untuk penduduk sangat kaya (pendapatan di atas US$ 1 juta) membayar pajak sangat tinggi, yaitu 77 persen.

US Treasury menerbitkan Liberty Bonds empat kali (1917-1918) dan satu kali Victory Bonds (1919). Denominasi Liberty Bond terkecil $50 (setara 1/2 bulan gaji pekerja pabrik), jangka waktu 30 tahun, suku bunga 3,5 persen, 4 persen, 4,25 persen. Masyarakat dapat membeli dengan mencicil 25 sen (tahun 1917 upah buruh per jam 35 sen).

Penerbitan surat utang Liberty dan Victory Bond 1917-1919 menggunakan semangat patriotisme rakyat Amerika menghasilkan dana lebih dari US$ 17 milyar, setara US$ 6,5 triliun nilai saat ini.

Sebanyak 68 persen rakyat Amerika membeli Liberty dan Victory Bonds untuk membiayai Perang Dunia Pertama. Sedangkan US$ 8,8 milyar biaya perang diperoleh dari pajak.

Belanja perang AS sungguh besar, sebelum Perang Dunia I 1913-1916 belanja pemerintah federal AS setahun hanya US$ 750 juta, dengan perang belanja Federal (1919) melonjak mencapai US$ 18,5 milyar! Biaya perang sungguh sangat mahal!

"Sejarah, data dan fakta memberikan perspektif dan kesempatan kita belajar, agar mampu menghadapi tantangan kedepan dan terus menempuh perjuangan mencapai cita-cita bangsa kita sendiri. Tidak ada cita-cita dicapai tanpa perjuangan!" ucap Sri Mulyani.

Halaman:

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x